TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia akan berfokus membangun kerja sama di bidang pengembangan industri bersama mitra dari Korea Selatan. "Kita akan membangun kerja sama, terutama di bidang industri, kedua manufaktur," kata Presiden Joko Widodo kepada wartawan di Lotte Hotel, Seoul, Ahad petang, 15 Mei 2016.
Presiden tiba di ibu kota Korea Selatan untuk kunjungan kenegaraan dan bertemu dengan Presiden Park Geun-hye serta para pengusaha Negeri Ginseng demi mengembangkan potensi bisnis bilateral. Jokowi mengatakan Indonesia juga menargetkan kerja sama di bidang industri kreatif, seperti film dan animasi.
Presiden mengatakan Indonesia dapat belajar dari Korea Selatan mengenai cara mempromosikan seni hiburan dan budaya kepada pasar internasional. "Bukan membawa (budaya tersebut). Kita belajar bagaimana K-pop bisa mendunia. Tentu saja dengan kekuatan, bisa saja seni musik, tradisi yang diberi brand baik, diapresiasi baik," ucap Jokowi.
Menurut Presiden, Korea Selatan perlu waktu 15 tahun untuk membangun industri kreatif serta hiburan untuk membuat pengelolaan dan promosi budaya agar dapat mendunia.
Menurut data Kedutaan Besar RI di Seoul, total perdagangan RI-Korea Selatan pada 2015 tercatat US$ 16,7 miliar. Korea Selatan adalah negara dengan peringkat kelima terbesar, yang merealisasikan penanaman modal asing di Indonesia dengan nilai total US$ 1,21 miliar.
Lima sektor besar yang diminati investor Korea Selatan adalah listrik, gas, dan air; tanaman pangan dan perkebunan, perdagangan dan reparasi, industri makanan, serta industri logam dasar, barang logam, mesin, dan elektronik.
ANTARA