TEMPO.CO, Tanjung Pinang - PT Angkasa Pura II (Persero) mengalokasikan dana Rp 400 miliar untuk pengembangan Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Dana tersebut untuk membiayai pembangunan gedung terminal, perluasan apron, dan pekerjaan kawasan.
"Pengembangan apron dari tiga pesawat menjadi lima pesawat untuk parking stand (lahan parkir)," kata Agus Hariyadi, Head of Corporate Secretary & Legal AP II, Jumat, 26 Februari 2016. Pengembangan kawasan, antara lain, dilakukan dengan memindahkan gedung administrasi untuk perluasan area sisi udara.
Pembangunan bandar udara, kata Agus, dilakukan secara bertahap. Perluasan apron, misalnya, berlangsung sejak 2013 hingga 2016. Sedangkan pembangunan area kargo dimulai tahun ini hingga tahun depan. Pengembangan bandara ini bertujuan menstimulus potensi dan percepatan pembangunan Tanjung Pinang.
Tanjung Pinang, yang mempunyai potensi wisata bahari, masuk dalam kawasan Free Trade Zone (FTZ) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK. Selain itu, penambahan kapasitas bandara juga untuk mengakomodasi proyeksi peningkatan wisatawan.
Pasalnya, saat ini PT Sun Resort sedang membangun kawasan hunian di Pulau Bintan, pulau terbesar di provinsi itu. Kawasan tersebut akan memiliki hotel, apartemen, vila, perkantoran, dan tempat konservasi yang menyasar market wisatawan mancanegara.
ALI HIDAYAT
BERITA MENARIK
Ahok Curiga Jakarta Banjir karena Sabotase, Ini Buktinya
Facebook, WhatsApp, dan Twitter Terancam Diblokir Pemerintah