TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat e-commerce asal Institut Teknologi Bandung (ITB), Kun Arief Cahyantoro, mengatakan, pada 2010-2030, Indonesia akan memasuki masa emas dalam pertumbuhan ekonominya. Hal ini karena Indonesia diuntungkan oleh keadaan demografi atau bonus demografi.
"Yang dimaksud bonus demografi adalah populasi usia produktif sangat besar dan melebihi usia yang tidak produktif dan yang belum produktif. Kelompok usia produktif ini merupakan kumpulan orang yang tergolong strong customer dan jumlahnya sangat besar," kata Kun Arief di Locanda Cafe, Senin, 22 Februari 2016.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan ditunjang kondisi demografi, yaitu melonjaknya jumlah populasi usia produktif. Adapun jumlah penduduk Indonesia yang muda pada rentang waktu tersebut sedang masuk fase senang berbelanja.
Kun Arief menjelaskan, hanya lima negara yang pernah mengalami ini. Negara terakhir yang merasakannya adalah Cina. Saat itu ekonomi Cina naik pesat. "Adapun Indonesia akan mengalami peningkatan signifikan pada 2020."
Baca: Jual-Beli Online, Aplikasi Mobile Punya Peran Signifikan
Sayangnya, proyeksi melonjaknya keinginan berbelanja masih menghadapi beberapa kendala, terutama saat berbelanja online. Saat membuka situs belanja online, kebanyakan konsumen sekadar cek harga dan berbelanja di tempat lain.
Kendala lain adalah ketakutan akan penipuan atau afraid of fraud. Masih banyak pula orang yang harus memegang atau mencoba barang tersebut sebelum berbelanja.
Kendala terakhir adalah fasilitas online payment pada e-commerce yang masih minim. "Harapannya, sebelum mencapai masa emas, semua tantangan e-commerce tersebut sudah terselesaikan," ujar Kun.
E-commerce harus menjadi salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, usia produktif bisa dijadikan investment of growth dan investment booster. Kalau strategi tersebut tidak dipersiapkan, potensi ekonomi akan sulit dioptimalkan. E-commerce harus bisa menarik konsumen untuk menjadi real buyer.
LARISSA HUDA