TEMPO.CO, Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meminta semua pihak agar menahan diri tidak bereaksi berlebihan menghadapi isu pemutusan hubungan kerja (PHK) masal. “Jangan bereaDeksi dulu, simpang siur malah menimbulkan keresahan,” kata dia di Bandung, Jumat, 5 Februari 2016.
Deddy membantah bahwa pabrik Panasonic telah tutup. “Nggak ada tutup. Hanya penggabungan beberapa unit usahanya,” kata dia.
Deddy mengaku kenal baik dengan Rachmat Gobel, pengusaha yang keluarganya merintis Panasonic. “Saya kenal baik Rachmat Gobel, nggak mungkin mundur dari Indonesia,” kata dia.
Menurut Deddy, kalau berniat mundur, Rachmat Gobel sudah melakukannya sejak Indonesia dipimpin Presiden Soeharto. “Dia bukan orang yang mudah menyerah. Nggak pernah ada lagi Panasonic di Indonesia karena dia bicara langsung dengan Pak Harto,” kata dia.
Deddy mengatakan, perusahaan merger memang beresiko terjadi PHK. “Kalau merger memang ada risiko PHK, tapi di negara mana yang gak ada PHK. Dimana-mana sama,” kata dia.
Panasonic rencananya akan melakukan restrukturisasi perusahaan dengan menggabungkan beberapa unit usahanya. Hal ini menimbulkan isu bahwa Panasonic akan menutup pabrik mereka.
Namun hal itu dibantah oleh pendiri Panasonic di Indonesia, Rachmat Gobel. Ia menyatakan akan menggabungkan dua unit usaha Panasonic, yaitu PT Panasonic Lighting Indonesia (PESLID) yang memproduksi lampu comoact flourescent lamp (CFL) atau lampu bohlam dan PT Panasonic Gobel Eco Solution Manufacturing Indonesia (PESGMFID) yang memproduksi luminer LED untuk pasar domestik dan ekspor.
"Dengan tujuan efektivitas dan efisiensi maka diperlukan restrukturisasi untuk merespon perkembangan teknologi," kata Rachmat Gobel saat dijumpai di Panasonic Service Center, Cawang, Rabu, 3 Februari 2016.
Restrukturisasi itu membuat perusahaan memangkas karyawan. Namun menurut Gobel, hal ini adalah inisiatif mereka.
AHMAD FIKRI