TEMPO.CO, Madiun - Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Bambang Haryo Soekartono meminta pada pemerintah agar menunda pelaksanaan proyek kereta cepat jurusan Jakarta - Bandung. Ia meragukan kemampuan Badan Usaha Milik Negara yang bakal ditunjuk menggarap moda transportasi darat berteknologi tinggi tersebut.
"PT INKA (Industri Kereta Api) sendiri masih dalam tahap belajar membuat kereta api cepat dan kereta api yang akan dipakai produk China. Padahal asalnya dari Jepang," kata Bambang saat berkunjung ke PT Industri Kereta Api (Persero), Senin, 1 Februari 2016.
Politikus Partai Gerakan Indonesia Raya ini menilai pemerintah terlalu memaksakan rencana program kereta api cepat. Hal ini, menurut dia, justru dapat membahayakan keselamatan warga yang menumpang moda transportasi tersebut. "Nyawa publik tidak boleh dipertaruhkan untuk percobaan kereta api cepat itu sendiri," ujar Bambang.
Karena itu, ia berharap agar proyek yang rencananya dimulai tahun ini tersebut dialihkan untuk menambah sarana dan prasarana kereta penumpang maupun logistik. Menurutnya manfaat kereta penumpang maupun ketera logistik lebih dibutuhkan dan menjadi prioritas untuk meningkatkan perekonomian warga. Apalagi sejumlah kota di luar Jawa belum terhubung dengan rel kereta api.
Namun Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia PT INKA Mohamad Nur Sodiq mengatakan mendukung proyek kereta cepat yang digulirkan pemerintah. Alasannya kereta itu mampu mendorong percepatan perekonomian. "Bagi kami ini menjadi proses pembelajaran untuk bisa mengerjakan produk kereta api lebih baik," kata Sodiq.
PT INKA, ujar dia, sanggup membuat kereta api cepat. Dari sisi sumber daya manusia, menurut dia, PT INKA sudah mumpuni lantaran sejumlah teknisi dan insinyur telah mengikuti pelatihan di China. Bersama dengan perusahaan kereta api negara tersebut, PT INKA juga bakal bekerjasama membuat kereta api cepat.
NOFIKA DIAN NUGROHO