TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini dibuka pada level 4.542,121 atau menguat 58,668 poin (1,31 persen). Penguatan juga diikuti saham-saham unggulan atau indeks LQ45 yang berada di posisi 789,688 atau menguat 16,640 poin (2,15 persen). Kemarin, IHSG ditutup pada level 4.483,453 atau menguat 74,281 (1,685 persen).
Sedangkan nilai tukar rupiah stabil di level Rp 14.050 per dolar Amerika Serikat. Sementara nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.050 per dolar AS.
Analis dari NH Korindo Securities, Reza Priyambada, mengatakan sesuai perkiraan banyak kalangan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve tidak menaikkan suku bunganya terlalu tinggi. Efek keputusan The Fed tersebut telah diantisipasi sehingga pelaku pasar tidak terlalu khawatir. "Kenaikan The Fed Rate bertahap agar tidak menimbulkan shock ke pasar," katanya, Kamis, 17 Desember 2015.
Menurut Reza, indeks berkesempatan untuk kembali naik jika tidak langsung dimanfaatkan untuk profit taking. Selain itu, penguatan IHSG terbantu oleh asing yang kembali melakukan aksi beli dan menguatnya laju rupiah. Kemarin asing melakukan aksi beli, dari net sell Rp 30,52 miliar menjadi net buy Rp 302,19 miliar.
The Fed akhirnya menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis point atau 0,25 persen, dari posisi sebelumnya 0,25 persen menjadi 0,5 persen. Kenaikan ini mengindikasikan situasi ekonomi Amerika mulai membaik. Sebelumnya, sepanjang tahun ini The Fed sudah dua kali menunda keputusannya, yaitu pada April dan September lalu.
Sementara itu, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai pelemahan rupiah tidak akan terlalu dalam seusai keputusan The Fed. Pasalnya, Bank Indonesia dan pasar keuangan sudah mengantisipasinya. Ia memprediksi rupiah resistan di level 14.090-14.160 dan support di 14.000-13.900 per dolar AS. "Pasar sudah antisipasi setahun terakhir ini dan dana (asing) yang mau keluar sudah keluar," ucap Hans.
Lebih lanjut Hans memprediksi Bank Indonesia belum akan menurunkan suku bunga acuan. "Tahun depan baru bisa turun," katanya.
ADITYA BUDIMAN