TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo siang ini memanggil Menteri Perhubungan Ignasius Jonan ke Istana Merdeka. Dalam pertemuan itu, Jokowi memberikan arahan kepada Jonan agar segera membenahi masalah perlintasan kereta api di Jakarta dan Metro Mini dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
"Saran beliau untuk Kementerian Perhubungan adalah rapat koordinasi dengan Gubernur DKI agar ada pembenahan disiplin Metro Mini dan perlintasan-perlintasan di Jakarta," kata Jonan setelah bertemu dengan Presiden di kompleks Istana, Senin, 7 Desember 2015.
Jonan berujar, pihak terkait sudah mengambil langkah mengenai penegakan disiplin Metro Mini. Petugas gabungan sudah melakukan pemeriksaan apakah pengemudi memiliki surat izin mengemudi atau tidak. "Kondisi kendaraan juga sudah diperiksa."
Mengenai perlintasan kereta api, Jonan menyampaikan kepada Presiden bahwa ada dua opsi untuk menekan angka kecelakaan: rel diletakkan di atas jalan reguler atau di bawah tanah. "Jalur rel kereta api di atas jalan reguler membutuhkan biaya yang lebih besar meski akan lebih permanen," ucapnya.
Ahad kemarin, kecelakaan maut antara kereta rel listrik dan bus Metro Mini terjadi di dekat Stasiun Angke, Jakarta Barat. Insiden ini menyebabkan sedikitnya 16 orang tewas dan delapan lain terluka.
Menurut kesaksian Hari, 36 tahun, petugas kebersihan Stasiun Angke yang melihat langsung kejadian itu, peristiwa bermula ketika bus Metro Mini bernomor polisi B-7760-FD menerobos palang pintu perlintasan. Saat bersamaan, KRL rute Jatinegara-Bogor melintas, sehingga tabrakan tidak bisa dihindari.
Hari menuturkan saat itu palang pintu kereta sudah dalam keadaan tertutup. Tapi, entah kenapa, bus itu nekat menyeberang. KRL yang melaju kencang langsung menyeret bus tersebut hingga 200 meter dari pintu perlintasan kereta sampai ke dalam stasiun. Tubuh bus Metro Mini yang terseret menabrak tiang listrik, gardu wesel, dan terhenti ketika membentur peron stasiun.
ANANDA TERESIA