TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memprediksi inflasi akhir tahun bisa sesuai target yang diharapkan. Direktur Eksekutif Kebijakan Moneter Bank Indonesia Yudha Agung menyatakan inflasi dapat menyentuh angka 3 persen (year to date) pada Desember nanti.
Bila dibandingkan Desember 2014, angka inflasi saat itu sebesar 2,46 persen. "Inflasi ini terkendali sekali," kata Yudha saat diskusi ekonomi di kantor pusat IKA UII Jakarta pada Sabtu, 21 November 2015.
Baca Juga:
Ia menyebut pada November ini inflasi diperkirakan berada di level 0,13 persen. Bila pada Desember nanti inflasi bulanan berada di 0,5 persen maka target inflasi year to date sebesar tiga persen bisa tercapai. Yudha berpandangan jelang akhir tahun relatif tidak terlalu sulit memprediksi angka inflasi. Sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi, Ia menilai tidak akan jauh dari 4,7 hingga 4,8 persen di akhir tahun nanti.
Bank Indonesia, menurut dia, berupaya menjaga pergerakan inflasi sesuai dengan target, yaitu plus-minus 4 persen. Selain inflasi, sepanjang tahun ini Bank Indonesia memilih fokus menjaga neraca transaksi berjalan, defisit neraca jasa, investasi asing, dan nilai tukar rupiah. "Untuk suku bunga acuan dari rapat terakhir ada ruang pelonggaran, tapi kami melihat masih ada resiko dari The Federal Reserve," ucap Yudha.
Di tengah desakan berbagai pihak yang berharap suku bunga acuan (BI rate) diturunkan, Bank Indonesia memutuskan mempertahankan di angka 7,5 persen. Yudha menuturkan, pihaknya memilih melonggarkan Giro Wajib Minimum (GWM) dari delapan persen menjadi 7,5 persen. Harapannya, perbankan menurunkan suku bunganya. Namun jika Desember nanti Bank Sentral Amerika Serikat akhirnya memutuskan menaikkan suku bunganya, tidak menutup kemungkinan BI ikut menyesuaikan.
Pengamat ekonomi Aviliani menilai keputusan menentukan suku bunga acuan mesti dilakukan dengan hati-hati. Ia menyebut tidak mudah bagi regulator menurunkan BI rate karena akan mempengaruhi portofolio utang pemerintah. "Kalau meminta suku bunga bank diturunkan, ada bank yang sudah menurunkan suku bunganya," kata Aviliani.
ADITYA BUDIMAN