TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan dan Maskapai Aviastar belum bisa memastikan penyebab hilangnya pesawat Twin Otter DHC6 di kawasan Masamba, Sulawesi Selatan. Saat penerbangan, kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Suprasetyo, cuaca dalam kondisi baik.
"Rute antara Masamba dengan Makassar pun dianggap aman, tidak berbukit," ujar Suprasetyo, di kantornya, Jumat, 2 Oktober, 2015. Berdasarkan laporan cuaca, Jumat siang hingga sore tadi, jarak pandang di wilayah udara Massamba mencapai sembilan kilometer, kecepatan angin lima kilometer per jam, dan cuaca cerah.
"Jadi kami belum bisa menduga penyebab pesawat hilang." Suprasetyo mengatakan, saat ini tim evakuasi gabungan dari Badan SAR Nasional dan anggota TNI sedang memetakan lokasi untuk pencarian.
Pesawat Twin Otter DHC6 berkapasitas 18 penumpang yang dioperasikan maskapai Aviastar ini hilang sejak sore tadi setelah lepas landas dari Bandara Andi Djemma pada pukul 14.25 Wita. Pukul 14.33 Wita, pilot melakukan kontak terakhir dengan petugas di darat, kemudian hilang. Seharusnya pesawat mendarat di Sultan Hasanuddin Makassar pada pukul 15.39 Wita.
Sementara itu, General Manager Aviastar Slamet Supriyanto menyatakan pesawat mereka laik terbang. "Setiap pekan kami cek, dan tidak ada laporan masalah." Pesawat perintis dengan kode registrasi PKBRM ini baru setahun dioperasikan Aviastar. Pesawat buatan Kanada tahun 1981 ini sebelumnya digunakan maskapai lain di Papua Nugini.
Supriyanto menjelaskan, Twin Otter DHC6 punya kapasitas 17 penumpang dan tiga kru. "Waktu terbang tadi penumpangnya hanya tujuh orang ditambah tiga kru." Pesawat yang mampu terbang empat jam nonstop di ketinggian 10 ribu kaki ini juga disebut tak membawa banyak kargo.
"Untuk sementara kami tidak akan mengoperasikan enam pesawat sejenis yang kami punya," ujar Slamet.
Kementerian Perhubungan juga memerintahkan semua maskapai yang mengoperasikan Twin Otter DHC6 untuk tidak menerbangkan pesawat itu. "Kami periksa dulu, takutnya ada masalah teknis," kata Suprasetyo.
PRAGA UTAMA