TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah melibatkan dua badan usaha milik negara (BUMN) yakni PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk untuk membangun jaringan gas rumah tangga (Jargas).
Pembangunan Jargas ditargetkan menjangkau 25 kota dalam lima tahun ke depan. Hingga akhir 2014, Jargas telah dibangun di 11 provinsi yang terdiri dari 21 kota. Total sambungan Jargas yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan non APBN sebanyak 203.100 sambungan rumah (SR) di mana 89.459 SR dari APBN.
Jargas yang dibangun dengan dana APBN berada di 19 kota dan 10 kota, di antaranya yang telah mengalir berjumlah 54.740 SR. Sementara itu, sebanyak 34.719 SR belum mengalir. Sementara jargas dari non APBN, hampir semuanya mengalir.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan pemerintah melibatkan BUMN Pertamina dan PGN untuk mempercepat konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG), terutama pembangunan infrastruktur jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga.
Dengan keikutsertaan BUMN, tambahnya, pembangunan Jargas ditargetkan menjangkau hingga 25 kota dalam lima tahun mendatang.
"Pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga ke depan akan dilakukan secara masif dan difokuskan ke kota-kota yang telah siap menjadi kota gas," katanya seperti dikutip dalam laman resmi Kementerian ESDM, Selasa 21 Juli 2015.
Dia meminta kota-kota yang telah siap untuk berkompetisi menyiapkan faktor sosial, kelembagaan dan kepemimpinan. Dia mengapresiasi kepemimpinan walikota yang bisa mengkondisikan warganya untuk mendukung program konversi.
Pada 2015, Kementerian ESDM akan membangun jaringan gas di Lhoksukon dan Pekanbaru, masing-masing sekitar 4.000 SR. Dari non APBN, akan dibangun sebanyak 4.600 SR oleh Pertamina di Prabumulih dan Jambi. Sementara itu, PGN akan membangun 15,000 SR di 9 kota yaitu Surabaya, Sidoardjo, Pasuruan, Cirebon, Palembang, Jabodetabek dan Medan.