TEMPO.CO , Jakarta: Menteri Transportasi, Pekerjaan Umum, dan Manajemen Air Belanda, Schultz Van Haagen batal hadir dalam forum bilateral antara perwakilan Indonesia dengan Pemerintah Belanda. Van Haagen dijadwalkan berbicara di forum yang mengangkat tema “Strengthening Indonesia-Netherlands Cooperation on Infrastructure Development yang berlangsung 30 April lalu.”
Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Keterbukaan Informasi Publik, Hadi Juraid mengatakan pembatalan ini amat mendadak. Menurut Hadi, absennya Van Haagen tidak lepas dari sikap politis pemerintah Indonesia yang tetap melaksanakan eksekusi hukuman mati terhadap para pelaku narkoba.
“Pemerintah Belanda tidak mau bertemu resmi dengan Menteri Perhubungan di depan publik, kata Hadi, Sabtu, 2 Mei 2015.
Kendati pemerintah Belanda berharap agar pertemuan bilateral berlangsung, Menteri Jonan memilih untuk membatalkan agenda kunjungan di Belanda. Hadi menuturkan salah satu agenda yang akan dilakukan perwakilan Indonesia adalah melihat sejumlah fasilitas transportasi di Port of Rotterdam.
Hadi menambahkan, Menteri Jonan menolak tawaran itu karena menilai sikap pemerintah Belanda tidak layak. “Menteri Perhubungan akhirnya memilih untuk bertemu dengan pengusaha dan investor Belanda secara informal.”
Penasihat bidang Penerangan, Sosial, dan Budaya Kedutaan Besar Indonesia di Den Haag, Belanda, Azis Nurwahyudi menyatakan memang ada perubahan pembicara dalam acara Forum Infrastruktur ketiga. Menurut Azis, perubahan itu terjadi karena perkembangan dinamika internal.
“Menteri infrastruktur Belanda digantikan oleh Sekjen Kementerian Infrastruktur dan Lingkungan Belanda, Seibe Reidstra,” ucapnya.
Untuk menyesuaikan, lanjut dia, pembicara dari Indonesia diwakili oleh staf ahli Menteri Perhubungan, Sugihardjo. “Secara eksplisit tidak disebutkan pembatalan karena alasan politis. Belanda hanya mengubah level kehadiran mereka di forum infrastruktur,” kata Azis.
ADITYA BUDIMAN