TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral R. Sukhyar memastikan bahwa produksi PT Freeport Indonesia tak terganggu setelah tambang runtuh pada dua pekan lalu. Sebab, kejadian tambang runtuh tersebut terjadi di luar wilayah produksi.
"Sama sekali produksi tidak terganggu karena daerah tersebut benar-benar baru," kata Sukhyar saat ditemui usai menghadiri diskusi tambang di Jakarta, Selasa, 23 September 2014. (Baca:Longsor Berulang, Freeport Perlu Audit Lingkungan)
Menurut Sukhyar, daerah tambang yang runtuh tersebut terjadi di area West Muck Bay. Area tersebut berada di wilayah tambang bawah tanah Grasberg Block Cave yang hingga saat ini baru digarap dan belum berproduksi. "Jadi, memang tidak ada hubungan dengan produksi," ujarnya.
Seperti diberitakan, Jumat, 12 September sekitar pukul 23.30 waktu Indonesia Timur, terjadi ground failure di area West Muck Bay di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave. Kejadian yang menyebabkan reruntuhan material bebatuan dan tanah tersebut merenggut nyawa Boby Hermawan, operator tambang. (baca:Satu Orang Tertimbun di Kawasan Tambang Freeport)
Sebagian badan dari alat jumbo drill yang berada di lokasi kejadian juga turut tertimbun material yang berjatuhan. Brad Skinner, yang merupakan operator jumbo drill, berhasil menyelamatkan diri dari reruntuhan.
Terkait insiden ini, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Rozik B. Sutjipto mengatakan dirinya telah melaporkan kejadian ini kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. "Nantinya ESDM yang akan menindaklanjuti laporan kami ini," kata dia. (Baca:Polisi Tak Selidiki Kasus Tanah Longsor Freeport)
AYU PRIMA SANDI
Terpopuler:
Akhirnya, Jokowi Bocorkan Nama Kabinetnya
Golkar Terbelah Hadapi Voting RUU Pilkada
Resmi, Demokrat Dukung Pilkada Langsung