TEMPO.CO, Jakarta - Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia diperkirakan menjadi pendorong dipertahankannya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) sekaligus memperkuat nilai tukar rupiah.
Hasil analisis KDB Daewoo Securities Indonesia menyebutkan rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia bakal mempertahankan BI Rate di level 7,5 persen. Menjelang rapat tersebut, indeks saham kembali bergerak naik dan nilai tukar rupiah kembali menguat.
Baca Juga:
"Meski konsensus berkeyakinan bank sentral secara aktif melakukan intervensi di pasar uang, kami percaya membaiknya fundamental ekonomi menjadi pendorong bank sentral untuk membatasi tindakan moneternya," demikian pernyataan KDB Daewoo, Kamis, 13 Maret 2014. (Baca: Redam Inflasi, BI Rate Diprediksi Naik 0,25 Persen).
Secara moneter, cadangan devisa Indonesia mencapai US$ 102,7 miliar atau titik tertinggi baru dalam sembilan bulan. Angka ini meningkat selama tujuh bulan berturut-turut. Cadangan devisa saat ini setara impor dan Indonesia mampu membayar utang selama 5,7 bulan, jauh di atas standar yang ditetapkan oleh Dana Moneter Internasional (IMF), yakni tiga bulan.
Selain itu, arus masuk modal asing ke pasar modal Indonesia tetap kuat dibandingkan dengan pasar negara berkembang lainnya. Investor asing membukukan pembelian bersih Rp 7,8 triliun pada Februari, naik dibandingkan Januari yang mencapai Rp 2,3 triliun. "Kami optimistis perbaikan fundamental ekonomi akan mendorong aset ekuitas ke level yang lebih tinggi," demikian analisis KDB.
Tingginya harapan akan dipertahankannya BI Rate pada level 7,5 persen membuat pelaku pasar mengakumulasi aset berdenominasi rupiah. Hingga pukul 12.00 WIB, rupiah naik 57,5 poin (0,50 persen) menuju level 11.370. (Baca: BI Rate Diperkirakan Tetap, Indeks Tancap Gas).
Menurut ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, ekspektasi dipertahankannya BI Rate menjadi katalis positif yang mendorong penguatan rupiah. Bila BI Rate sampai dinaikkan, investor khawatir akan memberikan dampak buruk bagi perekonomian. “Harapan atas BI Rate menyebabkan rupiah kemungkinan bergerak menguat kembali,” kata Rangga.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan kemungkinan besar tidak akan mengubah BI Rate. Perkembangan laju inflasi Februari sebesar 0,26 persen atau 7,75 persen secara year-on-year menjadi pertimbangan untuk tetap mempertahankan BI Rate. (Baca: Agus Marto Pastikan Tak Ada Kenaikan BI Rate).
Selain rupiah, mayoritas kurs regional menguat terhadap dolar. Rupee dan won juga naik cukup tinggi, masing-masing sebesar 0,45 persen ke level 60,94 per dolar dan 0,39 persen ke level 1.066,36 per dolar.
M. AZHAR | MEGEL JEKSON
Berita Bisnis Lainnya
Budiman Klaim Ditawari Jadi Cawapres Prabowo
Tiket Kereta Turun, Begini Prosedur Cash Back
Harga Tiket Turun, PT Kereta Api Kembalikan Uang
Industri Grafika Nasional Tertinggal Sepuluh Tahun