TEMPO.CO, Bandung - Pasar penumpang pesawat yang biasa memanfaatkan Bandara Soekarno-Hatta mulai beralih. "Kita tahu bahwa Jawa Barat dan sekitarnya itu menyumbang kurang lebih 15 persen penumpang Soekarno-Hatta, ini yang 15 persen ini bergeser ke Bandung," kata General Manager Bandara Husein Sastranegara, PT Angkasa Pura II, Eko Diantoro di Bandung, Selasa, 28 Agustus 2012.
Menurut dia, penyebabnya adalah ketersediaan pilihan rute perjalanan di Bandara Husein Sastraneggara sudah mulai banyak. Penyebab lain, sulitnya menembus kemacetan Jakarta untuk mengejar jadwal penerbangan menuju bandara itu. "Kita tahu kalau nembus Jakarta ke Soekarno-Hatta dari Bandung, kalau sudah di atas jam 5 pagi, bisa sampai 4 jam," kata Eko.
Kondisi itu juga ditambah lagi dengan sejumlah maskapai yang mulai melirik rute penerbanganya di Bandara Husein Sastranegara selepas penuhnya slot prime time Bandara Soekarno-Hatta untuk penerbangan dari pukul 5 pagi hingga 7 malam.
Sejumlah maskapai di Soekarno-Hatta mulai merambah slot penerbangan malam, tapi mayoritas terkendala karena tidak semua bandara kota tujuannya siap menerima kedatangan penumpang yang terbang malam.
Lonjakan volume penumpang, baik yang datang dan pergi dari Bandara Husein Sastranegara, kata Eko, mulai terlihat drastis sejak Juni lalu. Penyebabnya, selain penambahan rute penerbangan baru, sejumlah maskapai mengganti pesawatnya dengan pesawat berbadan lebar untuk mengangkut penumpang lebih banyak lagi.
Eko memperkirakan, akhir tahun ini, jumlah volume penumpang yang datang dan pergi dari Husein Sastranegara bisa tembus hingga 1,5 juta penumpang. Sementara kapasitas terminal bandara itu saat ini hanya sanggup menampung 700 ribu penumpang dalam setahun. "Sudah overkapasitas," ujarnya.
Sejumlah maskapai baru juga sudah antre untuk membuka rute penerbangan lewat Husein Sastranegara. Dalam waktu dekat misalnya City Link yang dikelola Garuda serta Indonesia Air Transport masing-masing sudah mengajukan permintaan untuk membuka 3 rute penerbangan dari Husein Sastranegara. "Rutenya belum, tapi dia sudah bilang minta 3 kota tujuan," kata Eko.
Eko menuturkan, karena mulai padatnya penumpang di bandara itu, pihaknya kini membatasi dalam 1 jam tidak boleh ada 3 penerbangan sekaligus yang dilayani. "Kalau Soekarno-Hatta lebih pada masalah traffic di udara, di terminal masih bisa. Kalau di Bandung, terminal gak cukup, traffic masih bisa," katanya
Mengantisipasi itu, PT Angkasa Pura II sudah mempersiapkan rencana perluasan terminal bandara itu menunggu kerjasama dengan TNI Angkatan Udara agar bisa memanfaatkan tanah mereka di seputaran bandara itu. Dengan perluasan terminal dengan luas areal menembus 30 ribu meter persegi, diharapkan bisa menampung hingga 3 juta penumpang dalam setahun.
Saat arus mudik Lebaran tahun ini, jumlah penumpang melonjak hingga 130 persen dibandingkan volume angkutan Lebaran di periode yang sama tahun lalu. "Pergerakan penumpang tertinggi justru terjadi selama masa arus balik," ujarnya.
Eko mencontohkan, di masa arus balik, volume penumpang tertinggi tercatat menembus 7 ribu orang per hari. Sementara itu, pada arus mudik hanya mencapai 6 ribu penumpang per hari.
Menurut dia, lonjakan penumpang di Husein Sastranegara terjadi akibat sejumlah maskapai mengganti pesawat berbadan besar dan adanya penambahan maskapai baru yang membuka rutenya dari bandara itu.
AHMAD FIKRI