TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian M.S. Hidayat berharap perbankan nasional mendukung industri pemurnian barang mentah mineral (smelter) di Indonesia. Cara yang bisa dipakai, industri ini memberikan pendanaan bagi investor. "Di negara-negara yang industri smelter-nya kuat, perbankan langsung turut campur menyiapkan permodalan bagi investor," katanya usai seminar pertambangan di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis, 31 Mei 2012.
Hidayat menilai pembangunan fasilitas smelter bagi perusahaan pertambangan sangat penting. Apalagi pemerintah mulai berancang-ancang menerapkan pembatasan ekpor barang mentah mineral pada 2014 mendatang. Namun, selama ini permodalan menjadi kendala. "Harus jadi sektor prioritas mulai sekarang," ujarnya.
Dia berharap dengan semakin mendesaknya kebutuhan pembangunan smelter, pemerintah mampu mendorong perbankan nasional yang bernaung di bawah payung badan usaha milik negara untuk turut serta dalam investasi pembangunan fasilitas ini. "Jangan mengandalkan dari investasi asing," kata Hidayat.
Belakangan ini, pembangunan smelter menjadi pembicaraan hangat di kalangan industri pertambangan setelah penetapan bea keluar untuk 14 jenis mineral mentah dengan besaran hingga 20 persen. Peraturan ini menjadi jalan tengah setelah upaya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menerapkan larangan ekspor ramai ditentang industri pertambangan.
JAYADI SUPRIADIN