Lembaga pemeringkat Dagong Global Credit Rating yang berbasis di Beijing mengatakan, pelonggaran kuantitatif yang ditempuh bank sentral AS (The Fed) telah mengikis legitimasi dolar sebgai sistem moneter global sebagai kunci cadangan devisa dunia. “Kebijakan pelonggaran ini juga bisa membawa surat utang AS turun dari level layak investasi,” katanya.
Dagong, yang telah memeringkat perusahaan Cina sejak tahun 1994 telah menurunkan penilaian terhadap utang Amerika Serikat menjadi AA dibawah utang Cina AA+ pada Juli 2010 lalu. Dan pada 10 November lalu kembali menurunkan peringkat utang AS menjadi A+ mengikuti keputusan The Fed akan kembali memompa dolar ke perekonomian.
Meskipun, pernyataan Dagong tidak mewakili pandangan pemerintah, namun penurunan ini sejalan dengan keprihatinan pemerintah Cina terhadap kebijakan moneter AS yang dianggap mendorong resiko tingginya inflasi global. Cadagan devisa Cina yang mencapai US$ 2,85 triliun, sebagian besar dalam bentuk mata uang dolar.
Perdana Mener Cina Wen Jiabao, juga telah menyatakan keprihatinannya terhadap asetnya. Presiden Hu Jintao mengatakan dalam pertemuan G20 di Seoul lalu bahwa Cina mengingikan sebuah sistem mata uang cadangan devisa yang lebih stabil.
“Perilaku Amerika yang mengabaikan kepentingan pemegang surat utangnya secara pragmatis menunjukkan keengganan mereka untuk membayar utang,” ungkapnya.
Menurut Dagong, perang kredit bertujuan untuk mengganggu kepentingan negara lain melalui secara berkesinambungan mendepresiasikan mata uangnya lebih rendah dengan nilai sebenarnya. Hal ini memicu semua negara didunia jgau akan menerbitkan utang baru sebagai senjata untuk kepentingan nasional.
Masuknya dana asing kedalam ekonomi yang berasal dari murahnya dolar AS menjadi faktor yang bisa merusak perkembangan ekonomi sehat di negara – negara berkembang.
Dagong juga menambahkan, krisis utang di zona Eropa akan meningkat ditahun 2011 dan akan menurunkan peringkat utang Spanyol dan Portugal. Spanyol dan Portugal juga akan meminta dana talangan di tahun ini.
Diawal bulan ini, Cina kembali menegaskan komitmennya untuk membeli obligasi Spanyol dan akhir tahun lalu juga menyatakan kesediaannya untuk membeli utang Portugis untuk meredam penyebaran krisis utang Eropa.
IMF dan Standard & Poors telah menyatakan kekhawatirannya terhadap besarnya utang Amerika dan Jepang. Dagong juga memperingatkan Amerika, Jepang serta Jerman juga akan menghadapi tekanan yang tinggi pada pembayaran utang, ancaman nflasi dan kemerosotan ekonomi jika investor mulai lari dari obligasi mereka.
Standard & Poor’s Kamis kemarin menurunkan peringkat Jepang untuk pertama kalinya sejak tahun 2002 lalu. Dan dua jam berselang Moody’s juga memperingatkan Amerika bisa kehilangan peringkat AAA.
IMF telah memperingatkan dua negara dengan perekonomian terbesar dalam kelompok G7 ini untuk menurunkan defisit anggarannnya sebelum pasar kehilangan kesabaran dan membuang obligasi AS yang semakin tidak berharga.
REUTERS/ VIVA B. KUSNANDAR