"Di Jawa Barat dan Banten saja ada 58 lokasi yang potensial," kata Direktur Utama Perum Perhutani, Upik Rosalina Wasrin dalam Seminar Seminar "Kebijakan Restorasi Ekosistem pada Hutan Alam Produksi di Indonesia" yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (27/7).
Bahkan, Upik menargetkan ke depannya porsi pengembangan ekowisata akan sama besar dengan porsi pengembangan hasil hutan kayu, yaitu separuh-separuh. Sepanjang tahun ini, Perum Perhutani telah meraup Rp 25 miliar dari bisnis ekowisata.
Minat investor di bidang ekowisata juga besar. "Yang menjadi kendala adalah mengubah paradigma masyarakat, yang tadinya di perkayuan menjadi ekowisata," katanya. Selain itu, infrastruktur yang tidak menunjang juga diakui Upik sebagai kendala.
Terkait restorasi ekosistem, pengembangan usaha berbasis satwa juga dinilai potensial, misalnya buaya, primata, dan rusa. Upik mencontohkan, bagian tubuh buaya mulai dari daging, telur, kulit, minyak dan darahnya dapat dimanfaatkan. "Tapi memeliharanya susah," ujarnya.
ADISTI DINI INDRESWARI