TEMPO Interaktif, Jakarta -Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah akan terus menurunkan rasio utang terhadap produk domestik bruto. Pemerintah menginginkan pengelolaan utang dilakukan secara hati-hati. "Secara netto pinjaman luar negeri kita terus menurun," kata Hatta saat ditemui di kantornya hari ini.
Hatta menjelaskan, pinjaman luar negeri yang terus menurun itu menunjukkan jumlah pinjaman yang jauh lebih kecil dibanding dengan membayar cicilan utang. Hal itu juga menunjukkan tingkat pengelolaan utang yang hati-hati dan terjamin.
Pemerintah, Hatta melanjutkan, akan lebih mengutamakan pinjaman dalam negeri dalam bentuk Surat Berharga Negara ketimbang pinjaman luar negeri baik secara bilateral maupun multilateral. "Pinjaman dalam negeri ini untuk mengurangi resiko terhadap kurs," katanya.
Hatta menjelaskan, rasio utang terhadap PDB terus menurun dari tahun 2004 yang berada di kisaran 57 persen menjadi 26 persen pada Juni lalu. Adapun rasio pengembalian utang terhadap PDB turun dari 5,8 persen 2004 menjadi 3,9 persen pada 2009. "Itu menunjukkan tingkat pengelolaan utang yang sangat prudent dan terjamin," ujarnya.
Menurut Hatta, pinjaman luar negeri dilakukan dengan cara yang hati-hati dan dengan pinjaman yang berbiaya rendah."Harus yang cost moneynya rendah," katanya.
Hatta meminta semua kementerian yang menggunakan pinjaman dengan kredit fasilitas yang bersifat berat agar dikelola dengan baik.
Tentang rencana penerbitan surat utang Samurai Bond, Hatta mengatakan, rencana itu akan berjalan mulus karena Jepang sudah memberi jaminan. Peningkatan rating Indonesia yang telah mencapai investment grade, kata dia, akan meringankan beban utang Indonesia.
Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang mencatat total pinjaman luar negeri hingga semester pertama 2010 sebesar US$ 63,51 miliar dengan kreditur terbesar adalah Jepang yang mencapai US$28,17 miliar.
Utang luar negeri ini belum memperhitungkan pembiayaan melalui penerbitan obligasi valas yang hingga periode yang sama mencapai US$17,25 miliar. Dengan demikian total utang luar negeri Indonesia per Juni 2010 sebesar US$80,8 miliar atau 45,49 persen dari total utang pemerintah.
Data yang sama menyebutkan total utang pemerintah per Juni sebesar US$177,57 miliar atau setara dengan Rp1.612,85 triliun. Secara nominal, utang tersebut meningkat dibandingkan posisi akhir 2009 yang sebesar US$169,22 miliar atau Rp1.590,66 triliun. Meski secara nominal meningkat, rasio terhadap PDB menurun dari 28 persen menjadi 26 persen.
IQBAL MUHTAROM