TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menandatangani kontrak jual-beli listrik bersama 31 pelanggan industri dengan kapasitas 630 megawatt (MW) di Bekasi. PLN juga tengah menjajaki kerja sama dengan Meikarta.
Penandatanganan tersebut terdiri atas dua kontrak. Pertama, head of agreement yang ditandatangani General Manager PLN Distribusi Jawa Barat Iwan Purwana dengan Direktur Utama Gunung Steel Group Endang Rasyid untuk penambahan daya 200 MW.
Daya 200 MW itu terdiri atas penambahan daya untuk PT Gunung Rajapaksi dari 100 MW menjadi 200 MW dan PT Gunung Garuda untuk penambahan daya dari 115 MW menjadi 215 MW.
Hal ini menjadikan Gunung Steel Group sebagai pelanggan PLN terbesar se-Indonesia dengan total daya terpasang 415 MW atau setara dengan satu unit pembangkit listrik tenaga uap skala menengah.
Baca: PLN Teken 11 Kontrak Jual-Beli Tenaga Listrik Energi Bersih
Kedua, 29 pelanggan lain menandatangani Surat Perjanjian Jual-Beli Listrik (SPJBTL) dengan PLN Area Bekasi untuk transaksi listrik dengan total 425 MW. Pelanggan itu di antaranya PT Multi Strada Arah Sarana, PT Toyogiri, PT Mulia Keramik, dan PT Maxxis International.
Direktur PLN Regional Jawa Bagian Tengah Amir Rosidin mengatakan program pembangunan pembangkit baru 35 ribu MW perlu diserap dengan pembangunan industri dan bisnis baru di Indonesia. "Karena itu, kami berharap pengusaha tak perlu merisaukan perihal ketersediaan pasokan listrik,” ujarnya di Bekasi, Rabu, 13 September 2017.
PLN mencatat jumlah pelanggan baru di Bekasi bertambah 76 ribu pada periode Januari-Agustus 2017 yang ditopang dengan permintaan industri dan pembangunan infrastruktur hunian, seperti apartemen.
Baca: PLN: Konstruksi Program 35 Ribu MW Sudah 47 Persen
Amir mengatakan jumlah pelanggan listrik di Bekasi mencapai 1.540.000 pelanggan. Jika dirata-ratakan, pertumbuhan pelanggan di kota tersebut mencapai 10 ribu per bulan atau sekitar 300 pelanggan per hari. "Pertumbuhan ini akan berlanjut dengan melihat pembangunan hunian dan industri di Bekasi," ucapnya.
Salah satu proyek pembangunan hunian terbesar, Meikarta, membutuhkan daya sekitar 200 MW, khusus untuk konstruksi. PLN menyatakan tengah menjajaki kerja sama dengan proyek Lippo Grup tersebut. Namun Amir belum mengetahui berapa besaran daya listrik untuk operasional Meikarta saat beroperasi atau dihuni nantinya.
"PLN terus melakukan diskusi dengan pihak Meikarta. Kita belum tahu maunya seperti apa. Mereka membutuhkan listrik sekitar 200 MW," tuturnya.