TEMPO.CO, Jakarta -Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness, Eric Alexander Sugandi, memperkirakan inflasi selama Agustus tak akan tinggi. Dia menyatakan ada potensi deflasi, meski kecil.
Eric menuturkan, inflasi rendah didorong harga kebutuhan pangan yang sudah mulai normal, terlebih setelah masa lebaran usai. "Normalisasi harga untuk beberapa item komoditas pangan membantu membuat inflasi Agustus rendah," ujarnya saat dihubungi, Sabtu, 2 September 2017.
Simak: Menteri Darmin Prediksi Inflasi hingga Akhir 2017
Selain itu, tekanan dari harga yang diatur pemerintah sudah tak terasa. Salah satunya soal tarif dasar listrik.
Eric memperkirakan inflasi Agustus sebesar 0,05 persen month to month (mtm) atau 3,94 persen secara tahunan (yoy). Pada Juli, terjadi inflasi sebesar 0,22 persen mtm atau 3,88 persen yoy.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo sebelumnya menyatakan ada potensi deflasi pada Agustus. Berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan Bank Indonesia, inflasi Agustus diperkirakan hanya sekitar 0,01 persen sehingga masih ada ruang untuk deflasi.
Data mengenai inflasi Agustus baru akan dirilis Badan Pusat Statistik pekan depan. Tepatnya pada Senin, 4 September 2017.
VINDRY FLORENTIN