TEMPO.CO,Sumenep - Presiden RI Joko Widodo meminta agar kesejahteraan para petani garam ditingkatkan. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan saat mengunjungi lahan pegaraman milik PT Garam (Persero) di Desa Marengan Laok, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Ia diminta orang nomor satu di Indonesia itu untuk melihat langsung persoalan garam.
Presiden Jokowi, kata Luhut, minta agar petani garam harus diuntungkan. Agar kebutuhan terpenuhi, produksi garam di tingkat petani juga harus mencukupi. "Makanya petani garam jangan mau diijon terus. Sekarang nggak boleh lagi sistem ijon," tutur dia.
Lebih lanjut Luhut menjelaskan, petani akan didorong untuk membentuk kelompok petani garam. Dengan mengintegrasikan 100 hektare lahan garam rakyat, mereka dapat membentuk koperasi atau perseroan terbatas (PT) dengan skema saham sesuai luas tanah yang dimiliki. "Air tua (garam) nanti disuplai PT Garam. Jangan ditarik biaya lagi."
Selain itu, petani dapat memperoleh nilai tambah di samping pegaraman. "Bapak-bapak bisa sambil ternak bandeng, budidaya rumput laut supaya jangan ijon. Kami akan atur, sebab tidak mungkin pemerintah ambil untung kepada rakyat. Ini adalah perintah presiden," ujar dia.
Menurutnya, intensifikasi dan integrasi lahan, biaya produksi garam rakyat bisa ditekan sampai Rp 200. "Pak Dolly (Dolly Parlagutan Pulungan, Direktur Utama PT Garam) bilang berani bikin ceiling price Rp 1.000, tapi kita buat Rp 800 dulu. Dengan dapat untung dan pasti naik di angka itu, efisiensi kita dapatkan, supaya tengkulak tidak bisa main," tegasnya.
Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, total terdapat 25 ribu hektare lahan pegaraman di Indonesia sampai tahun 2016. Lahan milik PT Garam sendiri mencapai 5.340 hektare di pulau Madura, Jawa Timur, dan Bippolo, Nusa Tenggara Timur. Di Kabupaten Sumenep, lahan pegaraman aktif berkisar 1.500 hektare, yang kini tengah panen raya.
Sekretaris Perusahaan PT Garam, Hartono mengatakan , lahan garam rakyat di Indonesia potensi lahan pegaraman di Jawa dan Madura sudah maksimal. Upaya yang dapat dioptimalkan ialah intensifikasi lahan. Sebaliknya, potensi besar masih ada di Teluk Kupang yang mampu diperluas sekitar 8.000 hektare. "Lahan pegaraman uji coba milik PT Garam di Bippolo, NTT seluas 400 hektare bisa menghasilkan 40 ribu ton per tahun," katanya.
Musim ini PT Garam memproyeksikan jumlah produksi garam bahan baku sebesar 300 ribu ton pada periode September-Desember 2017. Untuk garam rakyat secara nasional, diprediksi dapat menghasilkan garam bahan baku sebesar 1 juta ton. Jika ditambahkan pasokan impor sebesar 75 ribu ton, total suplai garam nasional tahun ini sebesar 1.375.000 ton.
ARTIKA RACHMI FARMITA