TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, memprediksi rupiah akan kembali mengalami pelemahan. Hal itu disebabkan oleh belum kelarnya kisruh di Timur Tengah akibat pemutusan hubungan diplomatik sejumlah negara Arab dengan Qatar.
"Apalagi menjelang pertemuan ECB dan pemilu di Inggris, sehingga laju rupiah mengalami pelemahan seiring dengan pelemahan euro terhadap dolar Amerika Serikat," kata Reza dalam risetnya, Jumat, 9 Juni 2017.
Baca Juga:
Baca: Kurs Rupiah Melemah, Tertekan Naiknya Indeks Dolar
Selain itu, menurut Reza, belum adanya berita terbaru dari kondisi makro dalam negeri membuat semangat rupiah kembali turun. Bahkan, kata dia, terpilihnya anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan periode 2017-2022 tidak mampu memberikan sentimen positif pada rupiah.
Reza memperingatkan terjadinya pelemahan lanjutan karena laju rupiah masih dalam area negatif. "Terutama dengan melemahnya laju euro terhadap dolar Amerika yang diikuti pelemahan sejumlah harga komoditas, sehingga memberikan kesempatan pada dolar Amerika bergerak naik," ucapnya.
Simak: Pengamat Ungkap Penyebab Rupiah Melemah
Reza berharap, pelemahan laju rupiah dapat lebih terbatas. "Tetap cermati berbagai sentimen yang ada dan antisipasi jika masih ada peluang pelemahan lanjutan. Diperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran support 13.326 dan resisten 13.275," ujarnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI