TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur Provinsi Maluku Utara dijadwalkan meresmikan pengoperasian tiga pelabuhan di wilayah Provinsi Maluku Utara hari ini, Senin, 8 Mei 2017.
Tiga pelabuhan yang bakal diresmikan secara simbolis oleh Jokowi di Pelabuhan Tapaleo tersebut yakni, Pelabuhan Bicoli, Tapaleo (atau warga menyebutnya Tepeleo), dan Pelabuhan Wayabula.
Baca:
Bank Dunia: Fundamental Ekonomi RI Kuat
Permintaan Lahan Industri Pulih
Sri Mulyani Pede Dengan Ekonomi Indonesia
Menteri Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan fasilitas pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di wilayah perbatasan, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mewujudkan program Nawacita serta menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
“Untuk itu, Pemerintah terus mengembangkan potensi kemaritiman dan pembangunan infrastruktur pelabuhan di pulau-pulau terluar, terpencil, dan perbatasan sehingga tercipta pemerataan pembangunan, tidak terkecuali pengembangan dan pembangunan infrastruktur di wilayah Maluku Utara yang saat ini diresmikan oleh Presiden," kata Menhub Budi, Senin, 8 Mei 2017.
Ke depan, kata dia, seperti dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, pengembangan wilayah diprioritaskan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan wilayah antara Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia.
Baca:
Kabupaten Ketapang Segera Bangun Rumah Murah DP 0 Rupiah
Lippo Bangun Kota Meikarta, Ini Kata Pengamat Properti
Bank Mandiri: Layanan Online Sudah Pulih, Saldo Nasabah Dikoreksi
Dengar Keluhan Nelayan, Susi Langsung Buka Pendaftaran Asuransi
Hal itu dapat ditempuh melalui percepatan dan pemerataan pembangunan wilayah dengan menekankan keunggulan kompetitif perekonomian daerah berbasis sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkualitas.
“Pembangunan infrastruktur pelabuhan harus mampu menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa, membangun dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka kesatuan guna mendorong produktivitas dan daya saing di pasar internasional,” tuturnya.
Pelabuhan Tapaleo terletak berada di daratan Pulau Halmahera tepatnya di sisi paling timur Kabupaten Halmahera Tengah.
Angkutan laut merupakan sarana transportasi yang sangat penting dan strategis di wilayah ini, mengingat angkutan laut merupakan akses utama jalur perdagangan dan transportasi ke wilayah lainnya, karena belum seluruh wilayah terhubung dengan akses jalan darat.
Pelabuhan Tapaleo ditetapkan sebagai Pelabuhan Pengumpan Lokal dan telah dibangun sejak 2014 yang dilengkapi dengan fasilitas dermaga, trestle, terminal penumpang, gudang, serta lapangan penumpukan.
Keberadaan Pelabuhan Tapeleo ini diharapkan dapat memperlancar mobilisasi masyarakat di Kabupaten Halmahera Tengah. Sementara, Pelabuhan Bicoli berada di sisi timur daratan Pulau Halmahera, Kabupaten Halmahera Timur yang terletak di sisi timur Provinsi Maluku Utara.
Angkutan laut merupakan sarana perhubungan yang sangat penting dan strategis bagi kabupaten Halmahera Timur, mengingat ada beberapa kecamatan di wilayah tersebut yang belum tertembus transportasi angkutan darat.
Untuk keberadaan angkutan laut juga sebagai jalur perdagangan dan transportasi ke wilayah lain. Sedangkan secara hierarki pelabuhan, Pelabuhan Bicoli merupakan pelabuhan pengumpul regional.
Pelabuhan yang dibangun sajak 2014 s.d 2016 ini memiliki fasilitas pelabuhan yang meliputi pembangunan gedung, terminal penumpang, dermaga, trestle, dan causeway serta lapangan penumpukan.
Pelabuhan Bicoli diharapkan dapat memperlancar pergerakan barang dan sebagai prasarana pelayanan kapal di Kabupaten Halmahera Timur.
Sementara untuk Pelabuhan Wayabula berada di sebuah Pulau Morotai, Kabupaten Pulau Morotai. Secara geografis Pulau Morotai memiliki posisi strategis karena berada di bibir jalur perdagangan Asia Pasifik.
Pulau Morotai merupakan salah satu pulau terbesar di Maluku Utara yang memiliki potensi sumber daya alam yang cukup melimpah, baik di sektor pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan, pertambangan maupun potensi pariwisata sejarah terutama tempat-tempat sejarah peninggalan Perang Dunia Kedua.
Pelabuhan Wayabula ditetapkan sebagai pelabuhan pengumpul lokal, yang dibangun sejak 2014 s.d 2015. Pelabuhan ini memiliki sejumlah fasilitas, antara lain berupa gedung, terminal penumpang, dermaga, restle, dan causeway serta lapangan penumpukan.
Pelabuhan Wayabula diharapkan dapat menjadi prasarana transportasi laut serta penunjang sektor pariwisata di Kabupaten Pulau Morotai.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, A. Tonny Budiono menambahkan bahwa dengan selesainya pembangunan fasilitas pelabuhan di wilayah Propinsi Maluku Utara ini, diharapkan penggerakan roda perekonomian bukan hanya di wilayah Maluku Utara saja melainkan juga di seluruh Kepuluan Maluku pada umumnya, sehingga mampu mendukung terciptanya pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia.
“Pembangunan infrastruktur pelabuhan diseluruh penjuru tanah air Indonesia akan mendukung proses perwujudan kemandirian maritim Indonesia dan menjadi negara maritim yang maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional menuju Indonesia sebagai poros maritim dunia,” tegas Dirjen Tonny.
