TEMPO.CO, Semarang - Kampus Universitas Diponegoro Semarang mendirikan perusahaan holding untuk melaksanakan kegiatan bisnis di berbagai bidang usaha. Perusahaan yang dibuat kampus negeri di Kota Semarang itu diberinama PT UNDIP Mandiri Aneka Jasa Usaha (PT. UNDIP MAJU).
“Sebagai salah satu melaksanakan amanah sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum,” kata Yos Johan Utama, Rektor Undip, saat dihubungi Tempo, kamis 6 april 2017.
Pendirian badan usaha tersebut bertujuan meningkatkan sumber pendapatan (revenue) universitas, memfasilitasi hilirisasi dan komersialisasi hasil penelitian civitas academica Undip. Selain itu juga mendukung reputasi Undip sebagai universitas berkelas dunia.
Baca: Menteri Susi Dapat Gelar Doktor Honoris Causa dari Undip
“Ke depan, pendapatan dari perusahaan diharapkan bisa memberikan subsidi bagi pembiayaan perkuliahan, sehingga biaya kuliah di Undip dapat semakin murah,” kata Yos.
Menurut Yos, PT Undip Maju dengan branding Bisnis Investment Group diharapkan menjadi kekuatan besar yang tak hanya dalam keungan dan kekayaan, tapi juga besar manfaatnya. Ia memastikan prinsip pengelolaan bisnis yang akan dijalankan non ribawi dan harus menjadi semangat.
Baca: Menteri Susi Menangis Saat Berpidato di Undip
“Karena prinsip usha tak jauh dari nilai-nilai ketuhanan serta memberikan manfaat dan kesejahteraan kepada seluruh sivitas akademik kampus,” katanya.
Sekretaris Majelis Wali Amanah, Universitas Diponegoro Semarang, Esmi Warassih Pudji Rahayu, menyatakan berdirinya badan usaha milik Undip melalui akan selalu mensupport semua kegiatan bagi sivitas akademika Undip.
“Tentunya perusahaan ini akan yang memberikan manfaat bagi civitas akademik,” kata Esmi Warassih.
Ia menyebutkan PT Undip Maju punya modal awal sebesar Rp 10 miliar dengan komposisi saham kampus 95 persen dan 5 persen milik koperasi karyawan. Sedangkan bidang usaha yang dirintis pada tahun pertama ini akan meliputi jasa konsultan, trading, manufactur, edu-tourism, BPR Syariah,agro industry dan radio.
“Kami optimis ini berjalan, apa lagi susunan pengelola para pakar di bidangnya,” kata Esmi.
EDI FAISOL