TEMPO.CO, Jakarta - Tiga maskapai pelat merah yakni Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air akan digabung alias merger menjadi satu. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan merger dilakukan sebagai sebagai upaya menekan biaya logistik.
Adapun, rencana merger tiga perusahaan penerbangan BUMN itu merupakan lanjutan dari program efisiensi BUMN yang sudah dilakukan sejak 2021. Sebelumnya, BUMN telah melakukan merger pada PT Pelabuhan Indonesia (Persero) alias Pelindo, dari yang semula empat perusahaan digabung menjadi satu perusahaan.
Diberitakan sebelumna, pengamat penerbangan, Gerry Soejatman, menilai rencana merger tiga maskapai pelat merah yakni Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air bukan solusi untuk menekan biaya logistik dan mengejar ketertinggalan pesawat dibandingkan negara-negara lain.
Alvin Lie mengatakan dia sulit memahami fokus bisnis holding penerbangan. Dia bingung apakah jika tiga perusahaan dijadikan satu, nantinya perusahaaannya tinggal tersisa satu.
"Itu agak rancu karena pelayanan penerbangan ada kelasnya, ada yang full service ada yang LCC (low cost carrier)," kata Alvin pada Tempo, Selasa, 30 Agustus 2023.
Merger Berbeda dengan Akuisisi
Dilansir Ocbcnisp.com, Pengertian merger seringkali disamakan dengan akuisisi. Padahal merger dan akuisisi memiliki perbedaan yang jauh. Perbedaan merger dan akuisisi terletak pada eksistensi salah satu perusahaannya.
Seperti diketahui sebelumnya bahwa pengertian merger adalah perusahaan diambil alih melalui transaksi pembelian saham tanpa mencabut hak perusahaan dalam beraktivitas. Berbeda dengan akuisisi yaitu.perusahaan tergabung jadi satu dimana salah satu perusahaan menyerahkan seluruh aset sampai tidak berhak beroperasi kembali perusahaan tersebut.
Jelasnya perbedaan merger dan akuisisi yaitu perusahaan merger tidak menghilangkan hak pengelolaan atas pemilik saham, sedangkan perusahaan hasil akuisisi akan berhenti kegiatannya sehingga eksistensinya akan hilang.
Risiko Merger Perusahaan
1. Setiap pemimpin perusahaan memiliki gaya kerja dan visi misi masing-masing. Sehingga jika tidak ada kesepakatan jelas antar perusahaan merger, potensi konflik kepentingan terjadi sangatlah besar;
2. Penyatuan perusahaan berpengaruh pada restruktur sumber daya dan aktivitas bisnis. Sehingga perusahaan harus bisa menciptakan kondisi aman dan nyaman bagi SDM ketika terjadi perubahan signifikan;
3. Keputusan menjadi perusahaan merger pastinya tidak bisa diterima seluruh sumber daya manusia atau pihak terkait. Akibatnya, potensi perpecahan dan tidak saling percaya bisa saja terjadi. Sehingga perusahaan memastikan seluruh stakeholder bisa menerima keputusan merger.
Manfaat Merger Perusahaan
1. Pertama, manfaat merger adalah meningkatkan profitabilitas perusahaan. Karena beberapa perusahaan melebur jadi satu sehingga suntikan dana perusahaan akan semakin besar. Sebab dalam hal ini terjadi pula penggabungan aset dan modal. Dengan adanya modal yang besar ini diharapkan mampu meningkatkan keuntungan perusahaan.
2. Berikutnya, manfaat merger adalah memperluas market share. Salah satu strategi agar bisnis berkembang adalah dengan melakukan diversifikasi. Diversifikasi merupakan penciptaan penawaran produk atau layanan terbaru dan meluaskan target pasar lainnya. Strategi ini memerlukan modal besar dengan risiko tinggi. Akibatnya, untuk menekan potensi kerugian, maka perusahaan mengambil kebijakan merger.
3. Selanjutnya, manfaat merger adalah menyatukan lini-lini terkuat dari dua perusahaan. Apabila beberapa perusahaan bersinergi menggabungkan masing-masing kekuatan, kekuatannya pasti akan lebih besar.
4. Saling melengkapi kelemahan satu sama lain merupakan manfaat merger salah satunya. Masing-masing perusahaan pasti memiliki kekurangan. Terkadang kekurangan tersebut mampu menghambat pertumbuhan bisnis. Agar mampu menghindari hal tersebut, perusahaan memutuskan melakukan merger sehingga dampak dari kelemahannya dapat diminimalisasi, bahkan dihilangkan.
DIMAS KUSWANTORO | ANDIKA DWI | OCBC NISP
Pilihan editor: Begini Hitung-hitungan Erick Thohir Soal Merger Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air