TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berakhir melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis, 30 Maret 2017. Di akhir sesi I, IHSG melemah 0,49 persen atau 27,53 poin ke level 5.564,98 setelah dibuka dengan pelemahan 0,30 persen atau 11,39 poin di level 5.581,12.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di kisaran 5.555,37-5.586,62. Dari 540 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, 124 di antaranya menguat, 166 saham melemah, dan 250 saham stagnan.
Baca: IHSG Dibuka Menguat 11 Poin, Disokong Capital Inflow
Tujuh dari sembilan indeks sektoral IHSG bergerak negatif dengan tekanan utama dari sektor aneka industri yang merosot 1,28 persen, disusul sektor konsumer yang melemah 1,02 persen. Adapun sektor properti dan tambang menguat masing-masing 0,66 persen dan 0,07 persen.
Analis Binaartha Securities, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, mengatakan pelemahan IHSG hari ini lebih dipengaruhi sentimen internal dan eksternal. Secara eksternal, pelemahan IHSG dipengaruhi pernyataan para pejabat FOMC yang bernada hawkish karena Amerika Serikat diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan ekonomi secara moderat dengan PDB Amerika yang diperkirakan akan tumbuh 2.0 persen dari sebelumnya 1,9 persen.
“Peluang menaikkan tingkat suku bunga secara gradual masih terbuka lebar pada tahun ini. Statement hawkish inilah yang menyebabkan harga komoditas dunia rata-rata mengalami koreksi,” ujar Nafan, Kamis, 30 Maret 2017.
Baca: Ditopang Capital Inflow, IHSG Diprediksi Menguat
Ia melanjutkan, sentimen pelemahan IHSG juga disebabkan minimnya sentimen dalam negeri karena para pelaku pasar masih menunggu langkah konkret pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi jilid XV mengenai penyederhanaan dan percepatan proses dwelling time.
“Apalagi realisasi program tax amnesty yang sebentar lagi akan berakhir masih belum mencapai target, khususnya dalam hal jumlah uang tebusan ataupun repatriasi,” ujarnya.
Di bursa regional, indeks FTSE Malay KLCI melemah 0,20 persen, indeks FTSE Straits Time Singapura turun 0,32 persen, indeks SE Thailand menguat 0,08 persen, sedangkan indeks PSEi Filipina naik 0,12 persen.
Sedangkan nilai tukar rupiah melemah tipis 4 poin atau 0,03 persen ke level Rp 13.318 per dolar Amerika pada akhir perdagangan sesi I.