TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi sepakat menjalin kerja sama dalam pengembangan strategi perdagangan luar negeri, riset pemasaran, mendorong joint activities, dan joint courses di bidang perdagangan serta bertukar informasi perdagangan. Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, kedua negara juga sepakat berbagi pengalaman di bidang basis data perdagangan serta mendorong partisipasi dunia usaha dalam forum, workshop, dan seminar.
"Melalui kesepakatan ini, diharapkan Indonesia dan Arab Saudi dapat menjajaki dan bersama mendorong perdagangan bilateral,” kata Enggartiasto dalam keterangan tertulis, Kamis, 2 Maret 2017.
Baca Juga: Arab Saudi Kucurkan 1 Miliar Dolar AS di Indonesia
Enggartiasto menambahkan, Indonesia berminat meningkatkan kerja sama perdagangan dengan Arab Saudi melalui preferential trading area (PTA) atau comprehensive economic partnership agreement (CEPA). Namun Arab Saudi terikat dalam aliansi politik dan ekonomi di kawasan Teluk atau Gulf Cooperation Council (GCC) dalam bentuk custom union, maka kerja sama perundingan perdagangan harus dilakukan dengan GCC.
Untuk itu, Indonesia mengharapkan dukungan Arab Saudi agar diadakan sebuah studi kelayakan gabungan (joint feasibility study) dalam rangka kerja sama Indonesia-GCC. "Arab Saudi merupakan pemain kunci GCC. Sudah lama hubungan dan kerja sama perdagangan kita tidak digarap dengan baik," ujar Enggartiasto.
Saat ini, total nilai perdagangan Indonesia-Arab Saudi pada 2016 sebesar US$ 4,06 miliar atau turun 25,98 persen dibandingkan pada 2015. Pada 2016, Arab Saudi merupakan negara tujuan ekspor terbesar Indonesia ke kawasan Timur Tengah dengan nilai ekspor US$ 1,33 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Arab Saudi sebesar US$ 2,73 miliar.
Baca: Saudi Aramco Pilih Investasi di Kilang Cilacap
Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan dengan Arab Saudi sebesar US$ 1,39 miliar pada 2016 karena impor migas yang besar. Sebaliknya untuk neraca perdagangan nonmigas, Indonesia mendapat surplus sebesar US$ 627,5 juta. "Kunjungan Raja Salman diharapkan dapat membawa momentum positif dalam meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi, yang memang belum digarap dengan baik selama ini," ucap Mendag.
Kunjungan kenegaraan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia merupakan kunjungan yang bersejarah. Kunjungan Raja Arab Saudi ke Indonesia terakhir pada 1970 atau 47 tahun yang lalu. Raja Salman membawa delegasi 1.500 orang yang terdiri atas pejabat pemerintah dan pelaku usaha untuk menggali peluang kerja sama berbagai bidang, khususnya di bidang ekonomi.
DIKO OKTARA