TEMPO.CO, New York - Kurs dolar Amerika Serikat diperdagangkan bervariasi terhadap mata uang utama negara lainnya pada Selasa sore, 25 Januari 2017 di New York. Kondisi itu karena investor mencerna kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump dan data ekonomi yang baru dirilis Negeri Abang Sam.
Indeks dolar terhadap enam mata uang utama, naik 0,16 persen menjadi 100,32 pada akhir perdagangan Selasa.
Baca : Donald Trump Proteksi Pasar AS, Ini Peluang Indonesia
Pada akhir perdagangan di New York, kurs euro jatuh ke 1,0728 per dolar dari sebelumnya 1,0739 dolar di sesi sebelumnya. Adapun pound sterling Inggris naik menjadi 1,2504 dolar dari sebelumnya 1,2494 per dolar. Dolar Australia juga naik menjadi 0,7577 dolar dari sebelumnya 0,7564 dolar.
Dolar AS dibeli 113,87 yen Jepang, naik dari sesi sebelumnya 113,03. Dolar AS naik menjadi 1,0014 franc Swiss dari sebelumnya 0,9990 franc Swiss, dan turun tipis ke 1,3157 dolar Kanada dari sebelumnya 1,3265 dolar Kanada.
Para analis menilai investor khawatir tentang rencana Trump untuk menegosiasikan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara dengan Meksiko dan Kanada serta meninggalkan Kemitraan Perdagangan Trans Pasifik dengan negara-negara Asia.
Baca : Pemerintah akan Terbitkan Sukuk Global pada Maret
Di sisi ekonomi, angka penjualan existing-home yaitu rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan home resales menutup 2016 dengan catatan terbaik dalam satu dekade. Menurut data National Association of Realtors, capaian angka tersebut meskipun penjualan pada Desember menurun.
Total penjualan existing-home menurun 2,8 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman menjadi 5,49 juta unit pada Desember 2016 dari 5,65 juta unit pada November 2016.
Sementara itu, Indeks PMI sektor manufaktur dari Markit untuk Januari 2017 naik menjadi 55,1 dari 54,3 pada Desember 2016.
ANTARA