TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai berbiaya murah (LCC) Citilink Indonesia mencatat laba bersih sebesar Rp 129,48 miliar pada kuartal III tahun ini. Jumlah itu naik 125 persen dari periode yang sama tahun lalu. Adapun laba operasional mencapai Rp 208,39 miliar.
Total pendapatan yang dibukukan sebesar US$ 155,7 juta atau naik 20,1 persen dari US$ 129,7 juta pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan positif juga terlihat di jumlah penumpang yang meningkat 21,4 persen, yaitu dari 2,52 juta penumpang pada tahun lalu menjadi 3,06 juta penumpang.
“Jumlah penumpang serta tingkat keterisian kursi yang terus meningkat setiap tahun ini merupakan bukti kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap Citilink Indonesia terus meningkat,” ujar President & CEO Citilink Indonesia Albert Burhan dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 3 November 2016.
Frekuensi penerbangan Citilink pun meningkat 21,5 persen dari 17.113 penerbangan menjadi 20.791 penerbangan tahun ini. Sementara itu, rata-rata tingkat keterisian kursi (seat load factor) mencapai 82,3 persen.
Albert menambahkan, market share Citilink di seluruh rute saat ini mencapai 14,88 persen dan sebesar 19,5 persen di rute-rute yang diterbangi Citilink. Total, Citilink telah mengoperasikan sebanyak 41 unit pesawat Airbus 320 atau naik lima unit dibanding tahun lalu 36 unit.
“Strategi untuk memperkuat pertumbuhan kargo dan ancillary revenue untuk mengimbangi persaingan harga di pasar penumpang sangat berhasil,” kata Albert. Adapun pendapatan dari excess baggage dan lainnya naik 28,8 persen dari US$ 3,3 juta ke US$ 4,2 juta pada periode yang sama.
GHOIDA RAHMAH