TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG secara teknikal berpeluang cenderung melanjutkan pelemahan. Ini dengan asumsi tidak adanya perlawanan dari volume beli dan pelaku asing masih melakukan aksi jual.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan adanya dana asing yang kembali keluar sebesar Rp 2 triliun pada pekan lalu dan adanya pertemuan-pertemuan baik dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed), Bank Indonesia, maupun Bank Sentral Jepang (BoJ) pada pertengahan pekan membuat IHSG berpeluang cenderung bergerak flat pada minggu depan.
"IHSG hari ini support 5.192-5.235, resistan 5.304-5.339.Tetap cermati sentimen yang ada," ujar Reza dalam pesan tertulis, Senin, 19 September 2016.
Setelah bergerak menguat hampir sepanjang sesi perdagangan sehari sebelumnya, laju IHSG hanya ditutup tipis di zona hijau pada akhir pekan. Menurut Reza, pelemahan disebabkan adanya aksi ambil untung (profit taking) memanfaatkan penguatan yang terjadi pada IHSG sebelumnya.
Pelaku pasar melihat, meski IHSG sempat bergerak menguat hingga 2 persen, adanya aksi jual (net sell) asing pada hari tersebut membuat pelaku pasar lokal cenderung merealisasi keuntungan jangka pendeknya di akhir pekan lalu.
"IHSG cenderung flat pekan kemarin, para investor lebih memilih wait and see menjelang pertemuan para petinggi bank-bank sentral di minggu depan," ujarnya.
Sepanjang pergerakan, IHSG menguat dan diikuti laju rupiah yang menguat. Sedangkan asing mencatatkan net sell. Asing tercatat terus melakukan aksi jual (dari net sell Rp 521,21 miliar menjadi net sell Rp 140,36 miliar).
DESTRIANITA