TEMPO.CO, Semarang - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) area distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengklaim kelebihan pasokan daya listrik tahun ini. “Sekarang kami sudah surplus daya hingga 750 megawatt,” kata Deputy Manager Humas dan Bina Lingkungan, PT PLN Distribusi Jawa Tengah-DIY, Hardian Sakti Laksana, Kamis, 11 Agustus 2016. Padahal dua tahun sebelumnya PLN memperkirakan bakal terjadi ancaman krisis listrik di Jawa Tengah dan Yogyakarta pada 2016.
Menurut Hardian, kelebihan pasokan daya listrik itu ditargetkan akan menambah 500 ribu pelanggan baru, khususnya pelanggan industri, hingga akhir tahun ini. “Salah satu target kami membuka pelanggan industri dan perumahan. Kami punya jaminan daya yang sangat mendukung,” ujarnya.
Dia memperkirakan kelebihan daya itu akibat tambahan pasokan dari dua pembangkit listrik di Jawa Tengah, yakni PLTU Cilacap dan PLTU Tambaklorok di Kota Semarang. Tapi, menurut Hardian, kelebihan itu di luar pelayanan 10,01 juta pelanggan rumah tangga yang menggunakan daya listrik hingga 3.000 megawatt saat beban puncak.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah Frans Kongi mengatakan dia memang merasakan terjadi kelebihan daya listrik PLN di area Jawa Tengah dan Yogyakarta. “Jarang pemadaman sehingga tak mengganggu produksi,” katanya. Selain itu, beberapa tahun belakangan ini dia juga merasakan pelayanan PLN lebih baik.
Menurut Frans, kelebihan daya listrik itu juga karena sejumlah industri besar gulung tikar. Salah satunya industri pabrik baja. “Pabrik baja itu memerlukan daya hingga 40 megawatt,” ujarnya.
Frans mengakui, tingginya kelebihan daya listrik yang dimiliki PLN saat ini bakal membuka peluang investasi baru. Tapi, menurut dia, sejumlah industri yang hendak masuk ke Jawa Tengah masih terhambat kebijakan pemerintah dan konflik dengan publik. “Contohnya (pabrik) semen, yang saat ini masih belum juga beroperasi,” kata Frans.
EDI FAISOL