TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai katalis positif dikeluarkan oleh pemerintah untuk membuat perekonomian Indonesia menggeliat. Seperti kebijakan yang dikeluarkan Bank Indonesia sejak 16 Juni 2016, dengan menurunkan suku bunga BI (BI rate) sebesar 25 bps dari 6,75 persen menjadi 6,50 persen.
Selain itu, pemerintah baru saja merilis pertumbuhan Produk dDomestik Bruto (PDB) yang tumbuh sebesar 5,18 persen (sebelumnya 4,92 persen) pada kuartal I. Katalis ini dinilai Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada berhasil mengantarkan IHSG di area 5.400an pada akhir lalu.
“Penguatan ini sekaligus memberi harapan kepada para pelaku pasar untuk terus melakukan aksi belinya seiring laju IHSG yang kian bertenaga,” kata Reza dalam pesan tertulisnya Senin, 8 Agustus 2016.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia Samsul Hidayat menuturkan, dengan adanya perekonomian Indonesia yang sedang tumbuh, hal tersebut merupakan keuntungan bagi para investor baru untuk berinvestasi terutama di pasar saham. Sebab, jika keadaan perekonomian membaik akan membuat harga saham terus merangkak naik.
“Kalau nanti misalnya pricing saham kita mendekati pricing saham beberapa negara, tentunya ini akan sangat besar nanti. Kami sampaikan juga investor harus belajar instrumen-instrumen apa dan saham-saham apa yang harus dimasuki,” ujar Samsul di Bursa Efek Indonesia, Senin, 8 Agustus 2016.
Samsul menambahkan adanya tren kenaikan IHSG di bursa pasar modal dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan investor terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Terlebih saat pasar merespon positif program kebijakan pemerintah yakni penerapan program tax amnesty, yang membuat ekspektasi pasar meningkat akan banyaknya dana repatriasi yang kembali ke Indonesia dan digunakan untuk membangun dan menggerakkan perekonomian negara.
Adapun bagi pemula, Samsul memandang investor perlu untuk memperhatikan beberapa saham yang saat ini harganya dalam kondisi turun. Karena bukan tidak mungkin saat perekonomian membaik, harga saham itu akan ikut meningkat ke depannya. Namun investor juga dapat memilih saham sektor riil yang saat ini dalam kondisi baik, seperti sektor konsumsi, properti dan infrastruktur.
“Tidak ada salahnya untuk masuk ke saham-saham yang projectnya sedang banyak banget. Kalau mining dan komoditi memang saat ini harganya sedang turun,” kata Samsul.
DESTRIANITA