TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah di New York, Amerika Serikat, merosot pada Selasa waktu setempat atau Rabu pagi, 27 Juli 2016. Tapi harga minyak mentah naik tipis di London, karena persediaan produk-produk minyak di tingkat tinggi kembali menekan pasar.
Harga minyak mentah sebagian besar telah menurun selama satu bulan terakhir karena pasokan bensin melimpah. Menurut Departemen Energi AS, pasokan bensin di Amerika Serikat meningkat 11,4 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
"Setelah melayang di atas 50 dolar AS per barel pada awal Juni, harga secara konsisten berada di bawah tekanan, karena pengetatan fundamental minyak mentah telah dibayangi oleh semakin membanjirnya produk-produk olahan," kata Robbie Fraser, analis di Schneider Electric.
"Kami khawatir soal persediaan bensin," kata Bart Melek dari TD Securities. "Saya pikir, kita akan bergumul dengan posisi terendah tersebut untuk sementara waktu."
Berdasarkan laporan AFP, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September merosot 21 sen menjadi berakhir di 42,92 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September, patokan global, naik 15 sen menjadi menetap di 44,87 dolar AS per barel dalam perdagangan London.
Sementara itu, di Nigeria, kelompok militan Niger Delta Avengers pada Selasa mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap jaringan pipa gas milik perusahaan minyak yang dikelola negara.
Para pejabat Nigerian National Petroleum Corporation tidak segera memberikan komentar. Tapi serangan itu semakin memperburuk pasokan gas ke pembangkit-pembangkit listrik di negara yang belum pulih dari pemadaman listrik setiap hari tersebut.
ANTARA