TEMPO.CO, Jakarta - PT Electronic City Indonesia Tbk berencana menutup empat gudang dan menggantinya dengan satu gudang seluas 15 ribu meter persegi di daerah Citereup, Bogor, Jawa Barat. Direktur Keuangan Perusahaan I Made Agus Dwiyanto mengatakan pemusatan tempat penyimpanan dalam satu gudang itu dilakukan untuk mengefisienkan pengeluaran perusahaan dalam rangka meningkatkan performa di 2016.
Menurut Made, perusahaannya telah membeli sebidang tanah seluas 19.750 meter persegi di Citereup untuk membangun gudang pusat atau warehouse. “Kami akan mengadakan penghematan di sana, untuk pemenuhan stok yang ada di daerah-daerah,” ujarnya saat ditemui seusai pelaksanaan rapat umum pemegang saham terbatas di Hotel Borobudur, Kamis, 30 Juni 2016.
Made menuturkan, gudang itu saat ini masih dalam proses pembangunan. Diperkirakan akan selesai pada Desember 2016, dan siap untuk dioperasikan pada Maret 2017. Adapun nilai investasi yang dihabiskan untuk membangun gudang itu sebesar Rp 100 miliar, dan dana berasal dari hasil penawaran umum saham perdana (IPO) Electronic City pada Juni 2013.
Sebelumnya, emiten berkode ECII itu telah mencatatkan saham perdananya di bursa efek pada 3 Juli 2013 dengan total 1,33 miliar saham. Efek yang dicatatkan itu terdiri atas saham perusahaan sebanyak 1 miliar dan saham dari hasil IPO sebesar 333,3 juta unit. Selama IPO perseroan meraup dana 1,34 triliun pada harga penawaran Rp 4.050 per unit.
Namun, performa keuangan Electronic City mengalami penurunan pada 2015 terbukti dari jumlah pendapatan yang mengalami penurunan 20,04 persen dari Rp 2,27 triliun di 2014 menjadi Rp 1,78 triliun di 2015. Penurunan ini seiring dengan penurunan daya serap pasar elektronik 20-30 persen, tergantung pada kategori produk.
Karena itu untuk meningkatkan efisiensi, Electronic City menutup gudang mereka di wilayah Jabotabek, yakni di Jakarta; Klender, Jakarta; Cibinong, Bogor; dan Curug, Tangerang. “Nanti empat gudang itu disatukan semuanya di satu tempat, jadi lebih efisiensi, akan mengurangi biaya,” ujar Made.
Namun, Made enggan menyebutkan berapa jumlah penghematan yang akan mereka dapatkan untuk menyatukan keempat gudang tersebut. “Nanti kami hitung. Itu lumayanlah, tapi kalau gudang penghematan cukup besar. Sekarang kami ada sebelas gudang, meski harga sewa gudang enggak semahal harga sewa gerai di toko,” ujar Made.
Selain untuk meningkatkan efisiensi, Made berharap pembangunan gudang itu nantinya juga tidak akan membebani laba perusahaan mereka. Saat ini Electronic City memiliki total 69 gerai yang tersebar di beberapa pusat perbelanjaan serta sebelas gudang di Indonesia. Untuk mengejar penurunan laba, mereka juga terus selektif me-review gerai perusahaan yang tidak dapat mencapai target yang telah ditentukan.
“Artinya kalau rugi, kami harus tutup. Itu setiap kuartal akan kami review. Di situ kami melakukan penghematan biaya,” ujar Made.
DESTRIANITA KUSUMASTUTI