TEMPO.CO, Kourou - Setelah tertunda beberapa kali, BRIsat atau satelit milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) meluncur di Guiana Space Centre, Kourou, Guyana Prancis, Sabtu 18 Juni 2016. Peluncuran BRIsat menandai sejarah baru BRI, lantaran menjadi satu-satunya bank di dunia yang mengoperasikan satelit telekomunikasi.
Roket Ariane 5 yang membawa BRIsat meluncur pada pukul 18.38 waktu Kourou. Sesaat setelah roket itu meluncur, Direktur Utama BRI, Asmawi Syam, keluar dari lounge VIP menuju teras, diiringi beberapa petinggi BRI, Arianespace, dan tamu undangan.
Detik-detik peluncuran Ariane 5 dan BRIsat cukup menegangkan. Direktur operasi Arianespace yang mengendalikan kegiatan peluncuran di ruang kontrol Jupiter sempat mengumumkan penundaan dua kali. Jam penghitung waktu mundur pun dua kali kembali ke titik 07.00 atau 7 menit, jeda yang diperlukan roket untuk bersiap meluncur. Namun setelah itu, akhirnya semua indikator "hijau" menyala dan booster roket Ariane 5 pun meledak. Roket berat buatan Arianespace Prancis ini pun mengangkasa.
Sehari sebelumnya, peluncuran BRIsat tertunda, menyusul gangguan cuaca yang terjadi di Guiana Space Centre. Israel, mengumumkan penundaan peluncuran berlangsung selama satu hari. Menurut Israel, saat itu kondisi angin tidak mendukung parameter peluncuran roket.
BRIsat, yang menelan investasi Rp 3,375 triliun, akan mengorbit di langit Papua menggantikan satelit milik Indosat, yang sudah kedaluwarsa. BRI mengklaim BRIsat bisa meminimalkan gangguan jaringan pada 11 ribu kantor cabangnya. Sebanyak 53 karyawan didapuk menjadi operator satelit buatan Space System Loral Amerika Serikat ini.
Manajemen BRI mengklaim BRIsat bisa menghemat beban operasi hingga 40 persen atau sekitar Rp 200 miliar. Selama ini, BRI menyewa satelit berkapasitas 23 transponder dari pihak lain dengan biaya Rp 500 miliar per tahun. BRIsat, yang memiliki 45 transponder, juga akan dimanfaatkan empat instansi pemerintah yakni Kementerian Pertahanan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Keuangan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.
FERY FIRMANSYAH