TEMPO.CO, Bandung - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, pemerintah sedang melakukan operasi pasar murah dengan mengubah struktur pasar dengan program Toko Tani Indonesia (TTI). "Kami membangun Toko Tani Indonesia sebanyak seribu di seluruh Indonesia, dan semuanya menjual pangan murah berkualitas khususnya beras, bawang, cabai dan seterusnya, termasuk nanti daging dengan harga terjangkau," kata dia saat memperkenalkan toko itu di Care Free Day di kawasan Dago, Bandung, Minggu, 15 Mei 2016.
Amran mengatakan, pemerintah mengalokasikan Rp 200 juta untuk setiap toko tani itu. Anggaran itu untuk modal, infrastruktur, hingga operasional setiap toko. Dia mengklaim tidak ada subsidi pemerintah dalam penjualan pangan murah di toko tani. "Petani dengan toko tani mereka komunikasi sendiri, kita ad-hoc saja pemerintah hadir, selanjutnya berjalan dengan mekanisme pasar tapi tetap dalam pengawasan pemerintah," kata dia.
Menurut Amran, program toko tani akan terus dilanjutkan pemerintah, tidak sebatas mengantisipasi gejolak harga pada jelang Ramadhan hingga Hari Raya Lebaran. "Selesai Ramadhan tetap dilanjutkan, diharapkan dalam tiga, lima, sepuluh tahun, nggak ada lagi cerita operasi pasar karean ada toko tani yang menstabilkan harga," kata dia.
Pada toko tani di Car Free Day Dago itu sejumlah bahan pangan dijual murah. Beras premium misalnya dijual hanya Rp 7.500 per kilogram, bawang merah Rp 22 ribu per kilogram, serta cabe merah dan cabe tanjung dijual seragam Rp 18 ribu per kilogram. "Ini akan dilanjutkan setiap hari, bukan hari ini saja," kata Amran.
Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo mengatakan, lembaganya menyokong program Kementerian Pertanian dengan toko tani untuk memotong rantai distribusi dari produsen ke konsumen. "Selama ini diketahui bahwa setiap hari-hari besar Tahun Baru, Natal, Lebaran selalu permasalahnya harga naik. Apakah ini program untuk Ramadhan? Bukan, justru Ramadhan dan Lebaran ini ujiannya. Hasilnya akan kita lihat di situ apakah ada pengaruhnya? Saya yakin ada," kata dia di peluncuran itu, Minggu, 15 Mei 2016.
Edhy mengatakan, Menteri Pertanian punya kewajiban memastikan produksi pangan dari petani bisa dijual dengan baik. "Saya yakin ada yang mempertanyakan kenapa menteri pertanian ngurusin perdagangan? Tapi tidak perlu khawatir karena sebagai menteri yang membawahi produksi pangan di Indonesia, punya kewajiban untuk mengamankan karena beliau memerintahkan petani berproduksi," kata dia.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di kesempatan itu mengatakan, kenaikan harga saat ini bukan semata gara-gara tidak seimbangnya pasokan dan permintaan, tapi disumbangkan rantai distribusi yang panjang. Dia mencontohkan lonjakan harga cabe yang terjadi setahun lalu, bukan disebabkan oleh timpangnya pasokan dan permintaan. “Masalahnya adalah distribusi yang tidak sehat, rantai distribusi pangan ada hambatan,” kata dia, Minggu, 15 Mei 2016.
Aher, sapaan Ahmad Heryawan mengatakan, pemangkasan jalur distribusi itu akan menguntungkan petani serta konsumen. “Harga di tingkat petani naik, pada saat distribusi ada keuntungan yang memadai, di konsumen harga turun,” kata dia.
Menurut Aher, salah satu penyebab macetnya rantai distribusi itu keberadaan preman. Dia meminta pelibatan TNI/Polri untuk mengawal distribusi pangan agar tidak terganggu. “Di jalanan sering ada preman, yang berani numpas, yang bisa numpas itu TNI/Polri. Oleh karena itu saya usul pada supaya distribusi pangan dikawal TNI/Polri,” kata dia.
Kepala Divisi Regional Perum Bulog Jawa Barat Alip Affandi mengatakan, saat ini di Jawa Barat sudah berdiri 144 toko tani dari 200 toko yang ditargetkan. “Tapi tidak semuanya aktif, yang aktif betul ada di kota-kota,” kata dia di Bandung, Minggu, 15 Mei 2016.
Alip mencontohkan, pada operasi pasar murah lewat toko tani di Car Free Day Dagot itu, Bulog menyediakan beras, bawang, dan cabe hingga 10 ton. Stok diklaimnya cukup untuk terus melakukan operasi pasar murah lewat toko tani hingga Lebaran. Saat ini baru beras, bawang, dan cabe merah yang disediakan karena harganya saat ini relatif tinggi.
AHMAD FIKRI