TEMPO.CO, Jakarta - Analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) cenderung menguat terbatas di perdagangan Selasa, 15 Maret 2016. IHSG bergerak bervariasi dalam rentang support di 4.850 dan resisten di 4.900.
"Pasar hari ini akan digerakkan dengan sentimen positif dari rilis neraca perdagangan Indonesia pada Februari," kata David dalam siaran persnya, Selasa, 15 Maret 2016. Neraca perdagangan Februari diperkirakan surplus US$ 1 miliar, naik dari bulan sebelumnya yang hanya US$ 50 juta.
Sentimen positif lainnya adalah sejumlah isu individual terkait dengan pencapaian rilis laba 2015 dan rencana pembagian dividen juga akan mewarnai sentimen pasar.
IHSG pada perdagangan awal pekan kemarin melanjutkan tren bullish, menyusul kondusifnya pasar saham global dan kawasan. Kenaikan juga dipengaruhi oleh tren penguatan rupiah atas dolar Amerika.
IHSG berhasil tutup menguat 1,32 persen atau 63,752 poin di level 4.877,531. Level tersebut merupakan posisi penutupan tertinggi IHSG sejak perdagangan 6 Juli 2015.
"Penguatan IHSG kemarin terutama ditopang aksi beli atas saham sektor infrastruktur, konsumsi, aneka industri, properti, dan tambang," kata David. Dari eksternal, sentimen ditopang pergerakan positif pasar saham emerging market kawasan Asia. Cina kembali menegaskan dukungan kebijakan stimulus lanjutan setelah data produksi industri Cina periode Januari dan Februari tahun ini hanya tumbuh 5,4 persen (yoy) di bawah estimasi 5,6 persen dan 5,9 persen pada Desember 2015.
Kebijakan ECB pekan lalu menurunkan bunga acuan menjadi 0 persen dari sebelumnya 0,05 persen dan penambahan alokasi stimulus untuk program bond-buying hingga 80 miliar euro telah memicu aksi beli atas aset berisiko. Dari domestik, sentimen positif dipicu penguatan rupiah atas dolar Amerika, yang kemarin berada di Rp 13.020.
Dari bursa global, Wall Street tadi malam bergerak bervariasi dan tutup terbatas. Indeks DJIA menguat tipis 0,09 persen di 17.229,13. Indeks S&P tutup koreksi tipis 0,13 persen di 2.019,64. Harga minyak yang terkoreksi dan penguatan dolar Amerika telah menekan pergerakan saham di Wall Street. Harga minyak tadi malam koreksi 2,94 persen di US$ 37,37/barel.
"Pemodal saat ini tengah menanti pertemuan FOMC pertengahan pekan ini, yang diharapkan memberikan dukungan lanjutan untuk pertumbuhan ekonomi," kata David.
VINDRY FLORENTIN