TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan Regional Bali dan Nusra mengadakan pertemuan tahunan dengan pelaku industri jasa keuangan untuk meningkatkan daya saing di era Masyarakat ASEAN.
Hadir dalam pertemuan tersebut, 200 undangan stakeholder OJK yang terdiri atas seluruh lembaga jasa keuangan. Direktur Pengawas Jasa Keuangan OJK Regional Bali-Nusra Nasirwan Ilyas mengatakan kegiatan ini dimaksudkan untuk melaporkan pencapaian tahun lalu.
"Bahwa sektor jasa keuangan sudah kontribusi positif, dan bertumbuh secara baik berkembang hati-hati," ujarnya, Kamis, 18 Februari 2016.
Menurut dia, sepanjang tahun lalu sektor perbankan di Bali memiliki peran besar. Hal itu ditunjukkan dari meningkatnya total aset sebesar 9,48 persen menjadi Rp 104,35 triliun.
Fungsi intermediasi juga meningkat, terlihat dari LDR yang naik dari 81,14 persen pada 2014, menjadi 86,21 persen.
Adapun kredit yang disalurkan ke sektor usaha naik 10,58 persen menjadi Rp 71,14 triliun.
Sementara, kualitas penyaluran kredit dengan rasio kredit bermasalah sebesar 2,13 persen.
Nasirwan menegaskan sektor keuangan menjadi institusi penting untuk investasi karena dapat memobilisasi dana melalui pasar modal.
Selain itu, dapat memperoleh pembiayaan baru dan juga sektor usaha mikro, kecil, dan menengah.
"Hal-hal itu menjadi instrumen penting bagi pembangunan. Kami harap pemprov komunikasikan harapan sektor jasa keuangan agar ke depan sektor jasa keuangan bisa berkontribusi lebih besar," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, OJK Regional Bali-Nusra juga memberikan penghargaan kepada pelaku yang berkontribusi secara baik dalam literasi keuangan. Membaiknya literasi dapat memperkuat penyebaran informasi sehingga investasi bodong dapat dihindari.
BISNIS.COM