TEMPO.CO, Jakarta - Emiten seluler PT XL Axiata Tbk menyatakan siap menjual saham baru (rights issue) sebanyak 2,75 miliar lembar. Setidaknya, XL mematok pendapatan US$ 500 juta atau setara dengan Rp 6,8 triliun dari penjualan saham tersebut. “Setidaknya, proses ini bisa selesai pada Juni mendatang,” ujar Direktur Keuangan XL Mohammed Adlan bin Ahmad Tajudin di kantornya kemarin.
Adlan mengatakan hasil dari rights issue tersebut untuk membayar utang perseroan yang melonjak dalam dua tahun terakhir. Proses penambahan 30 persen saham tersebut sudah disetujui Otoritas Jasa Keuangan. PT Mandiri Sekuritas dipilih sebagai penjamin pelaksana emisi.
Untuk menarik minat pembeli, XL akan memberikan diskon 20 persen terhadap harga rata-rata sahamnya kelak sebelum dijual ke pasar. Selain itu, Adlan mengatakan, XL masih memiliki utang luar negeri sebesar US$ 498 juta, yang jatuh tempo pada 2019. “Semua utang kami sudah di-hedge.”
Baca: Mei, Seluruh Penerbangan Garuda Pindah ke Terminal 3
Direktur Utama XL Dian Siswarini mengatakan pembenahan finansial merupakan salah satu fokus kinerja perusahaan. Selain menjual saham, perseroan mengatakan akan menjual 2.000-2500 menara pemancar yang dimilikinya. “Kami tidak mematok target dari penjualan menara, tapi berharap dapat sebanyak-banyaknya,” tuturnya.
Dian menjelaskan, alasan menjual menara itu adalah valuabilitasnya lebih besar daripada disimpan terus. Sebagai referensi, perseroan pernah menjual 3.500 menara pada 2014 dengan meraup untung lebih dari Rp 4,6 triliun. Penjualan menara lebih disebabkan XL memiliki kelebihan menara setelah mengakuisisi Axiata.
Tapi Dian mengatakan tak akan melupakan ekspansi perusahaan. Selain layanan seluler, e-commerce dan advertising akan disasar sepanjang 2016. “Kita punya Elevania, Acknowledge, SK Planet, tunggu saja tanggal mainnya,” katanya.
ANDI IBNU