TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembentukan Masyarakat ASEAN 2025 telah disahkan kepala negara/pemerintah anggota pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-27 di Kuala Lumpur, Malaysia. Pengesahan tersebut dilakukan melalui penandatanganan The 2015 Kuala Lumpur Declaration on the Establishment of ASEAN Community dan The Kuala Lumpur Declaration on ASEAN 2025: Forging Ahead Together.
Deklarasi tersebut akan menjadi panduan ASEAN dalam meningkatkan kualitas integrasi ekonomi ASEAN dalam sepuluh tahun ke depan. "Pendeklarasian ASEAN Community 2025 menjadi momen penting karena merupakan kelanjutan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan segera berlaku pada 31 Desember 2015," kata Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong melalui keterangan tertulis, Senin, 23 November 2015.
Masyarakat ASEAN 2025 meliputi ASEAN Economic Community (AEC) atau dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN Political-Security Community (APSC), dan ASEAN Socio-Culture Community (ASCC).
Untuk MEA sendiri, negara-negara anggota ASEAN telah merumuskan cetak biru implementasinya hingga 2025. Dalam satu dasawarsa, target yang akan dicapai melalui MEA adalah ekonomi ASEAN yang terintegrasi dan kohesif; ASEAN yang kompetitif dan dinamis; peningkatan konektivitas dan kerja sama sektoral; ASEAN yang tangguh, inklusif, dan berorientasi, serta fokus ke masyarakat; dan ASEAN Global.
Lembong menyatakan dengan implementasi cetak-biru MEA 2025, anggota ASEAN akan mengalami pertumbuhan yang setara dan inklusif sehingga mampu mengurangi kesenjangan. Tingkat kemiskinan pun dapat dikurangi dengan mendorong pertumbuhan per kapita yang tinggi serta meningkatkan jumlah masyarakat berpendapatan menengah.
“Dengan diimplementasikannya cetak-biru MEA 2025, Indonesia diharapkan mampu mencapai target menciptakan kawasan ekonomi yang terintegrasi dan terpadu yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mampu bertahan pada saat menghadapi krisis dan ketidakpastian ekonomi global,” kata Lembong.
Direktur Kerja Sama ASEAN Kementerian Perdagangan Donna Gultom menambahkan, penyusunan aksi strategis cetak-biru MEA 2015 juga disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional Indonesia. “Indonesia berupaya meminimalkan komitmen-komitmen yang berpotensi menyulitkan Indonesia yang sedang meningkatkan daya saingnya serta sesuai dengan rencana jangka panjang pembangunan nasional Indonesia,” ujarnya.
PINGIT ARIA