Bos Go-Jek, Nadiem Makarim, tak menampik soal aplikasi yang sering error. Ia mengaku sedikit cemas jika hal ini berdampak banyak tak hanya terhadap pengemudi, tapi juga bagi publik. "Mohon bersabar, kami sedang memperbaikinya," katanya.
Nadiem mengaku tak mengira Go-Jek bisa "meledak" seperti sekarang. Terhitung akhir Oktober lalu, aplikasi Go-Jek sudah diunduh 6 juta pengguna. "Dan aplikasi ini menghubungkan banyak lini, dari aplikasi driver, aplikasi pengguna, sampai dispatch system," ujar Nadiem dalam wawancara khususnya dengan majalah Tempo, akhir Oktober lalu.
Sekilas, Nadiem menjelaskan bagaimana transaksi itu berjalan. Dari pelanggan, setelah mengisi semua kolom sebelum order, order menyambung ke sistem Go-Jek untuk ditembakkan ke driver terdekat. "Driver itu harus kami filter dulu, apakah sedang ambil order atau tidak," ucapnya.
SIMAK JUGA: EKSKLUSIF, Bos Go-Jek: Tarif Murah Sampai... )
Dari situ, pengemudi yang menang lalu dikabarkan ke pelanggan setelah kemudian dilakukan tracking posisi. "Dengan 6 juta pengunduh aplikasi, seperti apa densitas kompleksitasnya," kata Nadiem.
Apalagi jaringan di Indonesia belum optimal. Jaringan operator masih naik-turun, apalagi jam-jam pulang kantor. "Saya ingin pelayanan ke customer tetap nomor satu dan pengemudi termudahkan," ujarnya.
Nadiem menargetkan perbaikan terus dilakukan agar aplikasi tetap stabil seterusnya. Targetnya, akhir November ini semuanya membaik. Nadiem sendiri mengaku cemas dan merasa tersaingi oleh hadirnya aplikasi ojek online lainnya yang kini mulai menjamur. "Tapi itu sehat karena perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang selalu merasa tersaingi," katanya.
WDA | MAJALAH TEMPO