Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BRI Kucurkan Rp 2,9 Triliun bagi Nelayan, Ini Kriterianya  

image-gnews
Dua nelayan melintasi sebuah apartemen di Demaga Pelabuhan Muara Angke, Jakarta (6/8). Tingginya suku bunga kredit perbankan mengakibatkan lesunya industri properti di Indonesia. Foto: TEMPO/Tri Handiyatno
Dua nelayan melintasi sebuah apartemen di Demaga Pelabuhan Muara Angke, Jakarta (6/8). Tingginya suku bunga kredit perbankan mengakibatkan lesunya industri properti di Indonesia. Foto: TEMPO/Tri Handiyatno
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Bank Rakyat Indonesia (BRI) Mohammad Irfan mengatakan hingga September 2015 pihaknya telah menyalurkan kredit untuk nelayan dalam program Jangkau, Sinergi, Guideline (JARING) sebesar Rp 2,9 triliun. Adapun Rp 2,3 triliun merupakan nasabah kelas mikro, dengan total nasabah keseluruhan berjumlah 110 ribu nasabah dan rata-rata kredit per nasabah sekitar Rp 26 juta. "Kita ingin masuk ke sektor pembiayaan yang lebih besar," kata Irfan, saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa, 3 November 2015.

Ia menuturkan, komitmen pembiayaan sektor kelautan dan perikanan tersebut dilatarbelakangi masih besarnya potensi yang dimiliki sektor tersebut. Namun sayangnya, faktor pendukung infrastruktur masih belum siap, sehingga belum berjalan optimal, terutama karena kendala pembiayaan. "Oleh karena itu sektor keuangan harus bisa lebih serius membiayai, khususnya perbankan, agar sektor tersebut dapat terus berkembang," ujar Irfan.

Adapun kriteria nelayan yang dapat menjadi nasabah kredit BRI yang utama adalah tidak memiliki track record kredit bermasalah sebelumnya. "Pokoknya harus bersih dari catatan seperti itu," kata Irfan.

Selanjutnya, nelayan haruslah yang telah memiliki dan menjalankan usahanya, diprioritaskan untuk pengembangan atau peningkatan omzet dan penjualan. "Kredit itu bukan modal utama tapi tambahan modal usaha," tuturnya. Sehingga, nelayan tersebut memenuhi kriteria usaha layak dan sanggup memenuhi kewajiban pembayaran tanggungan kredit nantinya.

Jika nelayan tersebut masih berkategori belum memiliki akses perbankan (bankable), maka skema pembiayaan yang dapat diberikan adalah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Baik nelayan ataupun pengusaha nelayan memiliki kesempatan untuk mendapatkan pembiayaan tersebut, asal sesuai dengan skema yang ada. "Kita kasih kredit sesuai kebutuhan dan kemampuan, kita enggak bisa juga kasih kredit ke nelayan yang belum punya alat produksi," ujar Irfan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun penyaluran kredit untuk sektor kelautan dan perikanan ini merupakan tindak lanjut dari program Jangkau, Sinergi, dan Guideline (JARING), yang diluncurkan Otoritas Jasa Keuangan bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 11 Mei 2015, di Takalar, Sulawesi Selatan. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan akses masyarakat khususnya nelayan dan pengusaha nelayan terhadap jasa keuangan yang lebih luas, sehingga dapat lebih sejahtera.

Terdapat tujuh bank lainnya yang saat ini sudah berpartner untuk program tersebut selain BRI, yaitu Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Bank Danamon Indonesia, Bank Permata, Bank Bukopin serta Bank Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulsebar).

Total pembiayaannya pada Desember 2014 mencapai Rp 10,8 triliun, dengan komitmen pertumbuhan pembiayaan hingga Desember 2015 sebesar Rp 7,2 triliun atau rata-rata tumbuh sebesar 66,2 persen dari total pembiayaan tahun lalu. Beberapa bank telah mencapai dan melebihi target penyaluran kredit adalah BRI, BTPN, dan BPD Sulselbar.

Pertumbuhan kredit sektor kelautan dan perikanan hingga September 2015 telah mencapai 12,4 persen (ytd). "Tahun depan ditargetkan pertumbuhannya bisa menembus 15 persen," kata Irfan lagi.

GHOIDA RAHMAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

1 hari lalu

Koalisi dari organisasi masyarakat sipil dari Greenpeace Indonesia, Enter Nusantara, dan Market Forces menggelar aksi bersepeda di Car Free Day Jakarta pada Minggu, 5 Mei 2024. Dalam aksi ini mereka meminta agar perbankan berhenti berinvestasi terhadap energi kotor dan beralih ke energi terbarukan. Dok: Istimewa
Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.


Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.


BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI dan Alipay. foto/bri.co.id dan global.alipay.com
BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.


IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

7 hari lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. IHSG ambruk di tengah banyaknya sentimen negatif dari global saat Indonesia sedang libur Panjang dalam rangka Hari Raya Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H, mulai dari memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas. TEMPO/Tony Hartawan
IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.


Sambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah

17 hari lalu

BCA. Tempo/Tony Hartawan
Sambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah

BCA menghadirkan program Kredit Multiguna Usaha khusus bagi perempuan pengusaha ataupun usaha yang memiliki mayoritas karyawan perempuan.


Bank Islam Terbesar di Abu Dhabi Dikabarkan Incar Saham BRI di BSI, Ini Profilnya

18 hari lalu

Ilustrasi BSI, 8 Juni 2021. REUTERS/Willy Kurniawan/ File photo
Bank Islam Terbesar di Abu Dhabi Dikabarkan Incar Saham BRI di BSI, Ini Profilnya

Bank Islam terbesar di Abu Dhabi ADIB dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk membeli saham minoritas senilai sekitar $1,1 miliar di BSI.


Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

19 hari lalu

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

Strategi yang dilakukan ada di peningkatan pelayanan, mempertahankan kualitas produk, dan juga melakukan inovasi


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

19 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

34 hari lalu

Direktur Utama BRI Sunarso pada Press Conference Pemaparan Kinerja Keuangan Kuartal IITahun 2022 pada Rabu, 27 Juli 2022.
Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

BRI tetap optimistis atas keputusan OJK untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.


Cara Mengajukan Pinjaman di Bank BRI 2024 dan Syaratnya

35 hari lalu

Cara Mengajukan Pinjaman di Bank BRI 2024 dan Syaratnya

Berikut syarat dan tata cara mengajukan pinjaman di Bank BRI untuk produk Briguna Karya. Total limit pinjaman mencapai Rp 300 juta.