TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berharap India dapat menindaklanjuti kerja sama dengan Indonesia ihwal investasi di bidang energi bersih. Peluang penanaman modal dapat diraih negara dalam bidang pembangkit listrik tenaga bayu (angin).
"Mereka sukses mengembangkan tenaga angin dan surya," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Rida Mulyana, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Senin, 2 November 2015.
India, ucap Rida, sukses memakai angin menjadi 70 persen sumber energi terbarukan. Kesuksesan tersebut dilatari kondisi geografis India yang punya banyak daratan dan embusan angin. Faktor ini memungkinkan negeri tersebut memiliki banyak ladang angin (wind farm).
Pada akhirnya, investasi tenaga angin di India tidak memakan banyak biaya. Rida berujar, listrik tenaga angin di sana dihargai belasan sen dolar Amerika Serikat per kWh. "Sedangkan di tempat lain masih US$ 20 sen per kWh."
Selain investasi, kerja sama ditujukan bagi aspek pertukaran informasi, transfer teknologi, riset, dan pengembangan sumber daya manusia. Kesepakatan diteken Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan Wakil Presiden India Mohammad Hamid Ansari.
Kerja sama pengembangan PLTB sebelumnya juga diteken dengan pemerintah Denmark dalam kunjungan Margrethe II, yang merupakan ratu negara tersebut.
Kementerian ESDM mengklaim sudah menyiapkan stimulus investasi energi angin dengan mengubah besaran tarif listrik (feed in tariff) hingga di atas US$ 10 sen per kWh. Rida mengklaim sudah ada pemodal yang menyatakan minatnya dalam sektor ini.
ROBBY IRFANY | AMIRULLAH