TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan kerja sama antara Indonesia dan Denmark akan dilakukan di sektor maritim.
"Di antaranya pengembangan pariwisata di daerah Belitung, supaya bisa hidup, dan pengembangan energi angin di Sulawesi," kata Rizal di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis, 22 Oktober 2015.
Namun Rizal tak menjawab soal nilai investasi dan waktu realisasi investasi itu. Dia terburu-buru masuk ke mobil untuk menghadiri acara berikutnya.
Menurut Rizal, Denmark punya teknologi untuk membuat listrik dari angin. Teknologi itu akan dikembangkan di Sulawesi. Dia tak menyebutkan lokasi di Sulawesi tersebut.
Selain dua kerja sama tersebut, kerja sama lainnya dilakukan dalam hal pengembangan sektor maritim. Kerja sama dengan Denmark dinilai bagus. Negara Skandinavia itu dianggap punya standar etika yang tinggi, pendidikan termasuk paling bagus di dunia, serta indeks pembangunan manusia yang paling tinggi. "Sehingga kalau kita kerja sama, mudah-mudahan banyak perbaikan di kita," ujarnya.
Peningkatan kerja sama antara Indonesia dan Denmark dilakukan bersamaan dengan kunjungan Ratu Denmark Margrethe II. Kunjungan ini juga menandai 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Denmark. Sejumlah perjanjian memorandum of understanding akan ditandatangai kedua negara.
Selama kunjungan, delegasi bisnis Denmark akan mengikuti kunjungan kerajaan. Ada 62 perusahaan asal Denmark dari berbagai sektor yang datang untuk meningkatkan kerja sama kedua negara. Perusahaan tersebut berasal dari beragam sektor, termasuk kemaritiman, agrobisnis, solusi perkotaan, energi terbarukan, serta desain dan gaya hidup.
Duta Besar Denmark untuk Indnesia, Casper Klynge, mengatakan Indonesia sangat berkesan karena berhasil menjalani transisi menjadi negara demokrasi dengan pembangunan sosioekonomi yang kuat.
"Kini prioritas Indonesia adalah mempertahankan pertumbuhan ekonomi sekaligus menjawab tantangan abab ke-21," kata Klynge.
AMIRULLAH