TEMPO.CO, Jakarta-Pedagang di Pasar Induk Cipinang menyatakan bahwa harga beras masih stabil di bawah Rp 10 ribu per kilogram. Pasokan dari daerah pun relatif aman. "Di sini masih stabil, jadi kalau pemerintah mau impor ya harap dihitung betul," kata Nellys Soekidi, Kamis 22 Oktober 2015.
Nellys yang juga Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras DKI Jakarta menyatakan bahwa hari ini, harga beras medium jenis IR 64-III Rp 8.600 per kilogram. Sementara jenis IR 64-II Rp 9.100 dan IR 64-I Rp 9.700 per kilogram. "Hampir tidak berubah sebulan ini," katanya.
Sementara jumlah pasokan beras ke Pasar Induk Cipinang hari ini mencapai 2.978 ton, atau masih di ambang batas normal yakni 2.500- 3 ribu ton per hari. Menurut Nellys, pasokan beras itu terutama berasal dari Ngawi dan Sragen, juga beberapa daerah di Jawa Barat yang sedang panen. Umumnya, beras dari Pasar Induk Cipinang diedarkan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, hingga ke Sumatera bagian selatan.
Dengan kondisi yang masih stabil di Cipinang, Nellys meminta pemerintah untuk memperhitungkan masak-masak kebijakan impor beras. Jangan sampai jumlahnya kurang atau berlebih sehingga bisa merusak harga dan merugikan petani. "Bulog harus hati-hati menyalurkannya agar tidak mendistorsi pasar," katanya.
Bagaimanapun, berbeda dengan kondisi di Cipinang, Kementerian Perdagangan mencatat bahwa harga rata-rata beras medium nasional sudah mencapai Rp 10.438 per kilogram. Angka itu sudah melebihi angka rata-rata pada Maret 2015 (Rp 10.373 per kilogram) saat kenaikan harga beras ramai diberitakan di media massa.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo akhirnya menjelaskan rencana pemerintah tentang impor beras. Dia mengatakan pemerintah melakukan impor beras untuk memperkuat cadangan nasional. "Ini impor itu kita lakukan untuk memperkuat cadangan beras nasional, tetapi bisa ditaruh di Vietnam atau Thailand, bisa ditaruh di sini," kata dia di kawasan JIExpo, Jakarta, Rabu kemarin.
Vietnam sudah berkomitmen untuk menyediakan 1 juta ton beras untuk dikirim ke Indonesia. Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menyatakan, jika jadi impor, maka beras yang akan dibeli adalah kualitas medium dengan tingkat kepecahan 15 persen. “Beras ini akan dikunci untuk cadangan pemerintah, tidak akan dilepas ke pasar,” katanya kemarin.
Djarot menyatakan bahwa saat ini jumlah beras yang tersimpan di gudang-gudangnya hanya 1,485 juta ton. Dari jumlah itu, jumlah cadangan untuk beras sejahtera (Rastra) jumlahnya sekitar 810 ribu ton. Jumlah itu tidak cukup untuk empat kali pengeluaran Rastra hingga akhir tahun ini.
PINGIT ARIA