TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah memberi sinyal positif Saudi Aramco, perusahaan migas asal Arab Saudi, untuk berinvestasi di sektor hilir. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Saudi Aramco bisa bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) untuk membangun stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). "Kalau kita tidak memberikan term and conditions menarik, mereka tidak akan mau," ujar Sudirman di kantornya, Senin, 12 Oktober 2015.
Rencana investasi Saudi Aramco disepakati saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Arab Saudi awal September lalu. Sebenarnya, tanpa pertemuan tersebut, Pertamina sudah berencana menggandeng Aramco untuk mengembangkan kilang melalui Refinery Development Masterplan Program.
Selama ini Aramco sudah meminta masuk ke ranah bisnis SPBU. Namun, Pertamina belum memastikan kelanjutan kerja sama tersebut. Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengaku tawaran perusahaan pelat merah Saudi itu sedang dibahas.
Menurut Sudirman, rencana investasi SPBU Aramco di sektor hilir ini tidak melanggar hukum. Dia bahkan menyarankan Aramco-Pertamina membuat perusahaan patungan. "Itu biasa dalam bisnis internasional," ucap Sudirman.
Saudi Aramco memang sudah lama menaruh minta proyek empat kilang baru milik Pertamina. Selain Saudi Aramco, perusahaan dari Kanada, Cina, Irak, dan Kuwait juga sudah mengirimkan surat resmi ingin berinvestasi di proyek itu. Perusahaan milik kerajaan Arab Saudi itu tertarik berinvestasi di storage, distribusi, dan penjualan bahan bakar minyak di SPBU.
ROBBY IRFANY