SWA.CO.ID, Jakarta - Makin maraknya jumlah kedai kopi tak membuat Koffie Warung Tinggi hilang dari peredaran. Selama 137 tahun beroperasi, hingga kini kedai ini masih beroperasi, bahkan menjelma menjadi kedai kopi modern di mal bergengsi Grand Indonesia sejak 2014.
Warung Tinggi, atau yang dulunya bernama Tek Sun Ho, didirikan pada 1878 oleh Liaw Tek Soen di Jalan Moolen Vliet Oost, Batavia, atau Hayam Wuruk, Jakarta. Usianya sudah 137 tahun. Sudah lima lintas generasi yang berusaha mempertahankannya.
Dimulai dari Tek Sun sebagai pendiri, kemudian diteruskan oleh anak angkatnya, Liaw Tek Siong. Generasi lalu berpindah ke Liaw Thian Djie, lalu ke Rudy Widjaja, dan terakhir ke Angelica Widjaja.
Di awal pendiriannya, konsep Warung Tinggi berbentuk toko kelontong dan warung nasi. Orang-orang yang datang berbelanja dapat duduk santai sambil menikmati kopi. Namun, lama kelamaan permintaan akan kopi terus meningkat. Dari situlah kopi akhirnya dipilih menjadi panggilan hidup generasi lintas keluarga ini.
Dalam rentang waktu selama lebih dari 100 tahun, tak sedikit cobaan yang dihadapi. Mulai dari terpaksa tutup lantaran adanya peperangan antara Jepang dan Belanda, hingga kerusuhan 1998. “Tapi kami selalu bisa bangkit lagi,” ujar Angelica.
Baca Juga:
Di bawah kepemimpinan Angelica, akhirnya Warung Tinggi bertransformasi. Bila belakangan ini Warung Tinggi hanya sebatas berada di Hayam Wuruk, kini ekspansi ke mal di bilangan Jakarta Pusat dengan menambahkan kata "Koffie" menjadi Koffie Warung Tinggi.
Namun, pendirian Koffie Warung Tinggi tak dilakukan sendiri. Angelica menggandeng perusahaan yang bergerak di bidang food & beverage, yakni OPCO Indonesia, dalam operasional coffee shop tersebut dengan skema partnership. “Untuk merek masih tetap kita yang miliki 100%,” ujar wanita berusia 32 tahun tersebut menegaskan.
Digandengnya OPCO bukan tanpa alasan. Angelica mengatakan sebelumnya ia telah mencoba proses trial dan error untuk membuat kedai kopi. Namun latar belakang keluarga yang memang lebih fokus pada peracikan kopi dibanding bisnis food & beverage (F&B) membuat ia berpikir lebih baik menggandeng OPCO. Perusahaan tersebut diyakini Angelica memiliki kemampuan branding di bisnis gaya hidup dan F&B.
Saat ini setidaknya sudah ada 200 lebih jenis kopi racikan yang dimiliki Warung Tinggi. Dalam sebulan setidaknya Warung Tinggi bisa menjual 10 sampai 20 ton kopi racikan. Beberapa negara menjadi tujuan ekspor, seperti Jepang dan Amerika. Namun, khusus untuk yang dijual di coffee shop Koffie Warung Tinggi mayoritas berjenis soft blended.
Baru pada 27 Agustus 2015 lalu, Koffie Warung Tinggi mulai berani memperkenalkan lagi jenis kopi yang lebih kuat, yaitu kopi Excellence. Kopi ini sengaja diracik untuk orang yang memang sudah terbiasa minum kopi, sehingga bila belum terbiasa akan menyebabkan pusing, tubuh terasa panas, perut mual, dan wajah merah padam. “Zaman dulu malah yang jenis seperti ini yang paling laris dipesan di Warung Tinggi,” Angelica menceritakan.