TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan telah menjalin kerja sama dengan pemerintah Jepang. Kerja sama ini menyangkut peningkatan penerapan tehnologi komunikasi dan penyiaran di Indonesia, yang diberi nama memorandum cooperation.
Pihak Jepang diwakili Yoshitaka Shindo, Minister Internal Affairs and Communications. “Ke Jepang ketemu menteri (Y0shitaka Shindo) untuk menandatangani memorandum of cooperation dan cooperation package. Ini tidak dalam bentuk MoU karena kalau MoU bakal lama. Kerja sama ini yang pasti-pasti saja,” kata Rudiantara Jumat, 25 September 2015.
Menurut Rudiantara, ada tiga fokus kesepakatan dalam kerja sama itu. Fokus yang pertama adalah percepatan dan penambahan white space TV untuk peningkatan penetrasi Internet melalui remot. Kedua adalah one segmen television untuk daerah tanpa listrik.
Penduduk yang belum teraliri listrik bisa menikmati tayangan televisi walaupun coverage terabatas dan kanal televisinya hanya ada satu. Program ini akan diperbanyak uji cobanya. Uji coba mulai dilakukan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Barat.
Dengan kesepakatan ini, Rudiantara berharap uji coba terus dilakukan. Focus kerja sama yang ketiga adalah disaster management. Rudiantara berharap, Indonesia bisa belajar banyak dari Jepang tentang cara bertahan ditengah bencana.
Rudiantara ingin TVRI bisa belajar banyak dari stasiun televisi NHK. Penggabungan TVRI dan RRI sudah masuk Program Legislasi Nasional (prolegnas) 2015,. "NHK sama sama independen seperti TVRI dan RRi. Bedanya adalah TVRI dan RRI kontennya saja yang independen, pendanaanya masih dari pemerintah," katanya.
Sedangkan NHK sudah independen secara konten dan pendanaanya, yang berasal dari public. Rudiantara juga mengaku selama di Jepang bertemu dengan beberapa pengusaha.
ARIEF HIDAYAT