TEMPO.CO, Jakarta - Investasi pembangunan kawasan industri terpadu di wilayah timur membutuhkan dana tidak sedikit. Ketua Bidang Investasi, Perbankan, dan Pengembangan Usaha Wilayah Timur Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Reza V. Maspaitella memperkirakan potensi proyek pengembangan di kawasan terpadu mencapai lebih dari US$ 50 juta.
Untuk mendukung pengembangan kawasan, dia meminta pemerintah memberikan fasilitas energi yang memadai. "Serta perlakuan izin usaha khusus untuk wilayah timur," katanya dalam acara Trade dan Investment Forum di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin, 25 Mei 2015.
Kadin, ucap dia, akan membangun kawasan terpadu di Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Selatan, dan Maluku. Di NTB akan dibangun industri peternakan, Sulawesi Selatan untuk sektor hasil pertanian cokelat dan kedelai, serta Maluku akan dijadikan lumbung ikan nasional. Kawasan terpadu di Maluku akan dilengkapi industri galangan kapal, cold storage, pelelangan ikan, dan koperasi.
Kementerian Perindustrian saat ini sedang mengembangkan beberapa kawasan industri prioritas di Indonesia timur, di antaranya Bitung, Sulawesi Utara, Palu, Sulawesi Tengah, Morowali, Sulawesi Tengah, Konawe, Sulawesi Tengah, Bantaeng, Sulawesi Selatan, Buli, Maluku Utara, Teluk Bintuni, dan Papua Barat.
Wakil Ketua Umum Kadin Koordinator Wilayah Timur Annar Salahuddin Sampetoding akan mendorong realisasi kerja sama bisnis dan investasi melalui kemitraan public to private partnership dan private to public partnership untuk percepatan pembangunan ekonomi wilayah Indonesia timur. Percepatan pembangunan meliputi sektor perikanan, pertanian, perkebunan, pengembangan sarana dan prasarana infrastruktur, serta industri manufaktur.
ALI HIDAYAT