TEMPO.CO, Jakarta - Harga baru Premium dan solar bersubsidi yang diumumkan pemerintah hari ini membuat galau sejumlah pedagang bensin eceran di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. "Harganya tanggung," kata Haji Abdul Rozak, pengecer bensin di Kota Bangkalan, Rabu, 31 Desember 2014.
Harga Premium yang turun dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600 per liter dinilai menyulitkan pedagang bensin eceran dalam menentukan harga jual. Menurut Rozak, jika harga bensin eceran dipatok Rp 8.000, keuntungan dianggap terlalu kecil. Sedangkan jika bensin dijual Rp 8.500, pedagang kesulitan memberi uang kembalian.
"Sebaiknya direvisi lagi, dipaskan harga Rp 7.500, biar kami para pengecer enak jualnya," ujarnya. (Baca: Besok Harga Pertamax Turun Jadi Rp 9.600)
Adapun Humaidi, pengecer lain, mengeluhkan pengumuman perubahan harga BBM yang mendadak tersebut. Dia khawatir merugi. Sebab, stok bensin di kiosnya saat ini masih melimpah. "Masih ada 100 literan," katanya.
Jika bensin itu tidak habis sampai pukul 00.00 WIB, Humaidi akan merugi karena besok dia harus menjual dagangannya dengan harga baru. Padahal bensin tersebut dibeli dengan harga lama. "Kalau dipaksakan tetap dijual Rp 9 ribu, tak akan laku," ucapnya.
MUSTHOFA BISRI
Berita terpopuler:
Jokowi Tinggalkan Soros Demi Korban Air Asia
Akhir Nasib Petral: Dilumpuhkan!
Body Air Asia Tampak di Bawah Permukaan Laut
Diduga Korban Air Asia, 1 Mayat Berkulit Putih